Rabu, 08 Mei 2024

MOTIVASI PENGURUS PUTRA UNTUK PARA SANTRI AL-QODIRI

 Galeri Motivasi Pengurus Putra Pesantren Al-Qodiri untuk Para Santri Al-Qodiri


GALERI STRUKTUR PENGURUS PUTRA PONDOK PESANTREN AL-QODIRI MASA BHAKTI 2015-2017

 


DAWUH KH ACHMAD MUZAKKI SYAH YANG SELALU MEMBUAT SANTRI MENYALA KEMBALI SEMANGATNYA

 Dawuh KH Achmad Muzakki Syah yang sederhana, namun bisa membuat menyala-nyala dan berkobar semangatnya adalah dawuh beliau dibawah ini. 

Kendati oleh Kiai Muzakki didawuhkan berkali-kali dan bertahun-tahun, namun tetap saja hal itu membuat hati kami menyala kembali setelah semangat kami mendingin bak air yang telah menjadi Es Batu. 


GALERI KELUARGA BESAR KH ACHMAD MUZAKKI SYAH

Di dalam foto ini adalah berisi Keluarga Besar KH Achmad Muzakki Syah



KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMOSI VIII DI PESANTREN AL-QODIRI 2021

GALERI KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2021-2022 DI PESANTREN AL-QODIRI








BROSUR PESANTREN AL-QODIRI LENGKAP 2024/2025

1. BROSUR MADRASAH DINIYAH PESANTREN AL-QODIRI

2. BROSUR PONDOK PUTRA PESANTREN AL-QODIRI

3. BROSUR PONDOK PUTRI PESANTREN AL-QODIRI

4. CONTACT PERSON SEMUA LEMBAGA PESANTREN AL-QODIRI (TK AL-QODIRI, SD PLUS AL-QODIRI, MTS UNGGULAN AL-QODIRI, SMP PLUS AL-QODIRI, MADRASAH ALIYAH AL-QODIRI, SMK AL-QODIRI, STIKES BHAKTI AL-QODIRI, INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI)

5. RINCIAN BIAYA SANTRI PUTRA  PESANTREN AL-QODIRI

6. RINCIAN BIAYA SANTRI PUTRI PESANTREN AL-QODIRI











CABANG-CABANG PESANTREN AL-QODIRI


Cabang-cabang Pesantren Al-Qodiri

Mantapnya kepercayaan masyarakat terhadap performa Al-Qodiri, selain ditentukan oleh faktor utamanya, yakni kebesaran, ketokohan dan kemanfaatan Kyai Muzakki bagi berjuta umat, juga tidak terlepas dari beberapa tren baru yang terus berkembang di pesantren ini, misalnya:

(1) Keberadaannya yang mengakar kuat di masyarakat dan berdiri kokoh sebagai menara air, pesantren al-Qodiri selain memiliki lingkungan, juga menjadi milik lingkungannya, hal ini disebabkan oleh faktor besarnya kemanfaatan dan berkah al-Qodiri bagi lingkungannya, maka tidak heran, jika masyarakat sekitarnya menggambarkan posisi al-Qodiri laksana pohon yang baik, akarnya kokoh dan rantingnya menjulang ke langit, pohon itu memberi buah setiap musim dengan izin Allah Swt.

(2) Di pesantren Al-Qodiri, prinsip panca jiwa (asasul khomsah) yakni berupa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah islamiyah dan kebebasan, betul-betul diterapkan secara paten bagi komunitasnya, sehingga menjadikan pesantren ini terus menjadi oase dalam perubahan yang bagai manapun.

(3) Adanya relasi lintas sektoral antara Kyai dengan santri, artinya relasi itu tidak sekedar bersifat fisikal, tetapi juga bersifat batiniyah. Bagi santri, eksistensi Kyai Muzakki bukan saja sebagai guru ta'lim, tetapi juga guru ta'dzib dan guru tarbiyah yang tidak sekedar menyampaikan informasi keislaman tetapi juga menyalakan etos Islam dalam setiap jiwa santri dan bahkan mendampingi bersegera taqarrub ilallah.

Kendati dalam melakukan pemecahan berbagai problematika sosial keummatan, Kyai Muzakki tidak menggunakan metode umum sebagaimana lazimnya, melainkan lebih berupa gerakan yang dilandaskan pada kekuatan Allah dan amal saleh sebagai refleksi dari penghayatan dan pemahaman keberagamaan beliau, tetapi efektifitas keberhasilannya tidak dapat disangsikan dan sudah dirasakan oleh jutaan pasiennya.

Keunggulan-keunggulan itu sesungguhnya merupakan kekayaan tersediri yang jika mendapat dukungan lebih signifikan dari semua pihak dalam skenario besar kehidupan berbangsa, maka bukan tidak mungkin ia akan menjadi mutiara yang sangat berharga bagi perbaikan bangsa Indonesia.

Seiring dengan perkembangan jamaah manaqib yang terus menjamur di berbagai kawasan di tanah air, maka para imam manaqib yang berafiliasi dengan Al-Qodiri Jember yang notabene juga mempunyai basis masa yang kuat, pada perkembangan selanjutnya juga mendirikan lembaga pendidikan sosial keagamaan baik yang berupa pesantren, sekolah maupun musholla.

Saat ini menurut data base yang ada di Al-Qodiri pusat (disebut juga Al-Qodiri I Jember) lembaga pendidikan yang berafiliasi pada Al-Qodiri Jember berjumlah sekitar 341 unit dan tersebar di berbagai daerah, baik di tanah air maupun di luar negeri, di antara mereka ada yang langsung menggunakan nama Al-Qodiri II, III sampai dengan XX, juga ada yang menggunakan nama Barokatul Qodiri, Nurul Qodiri, Nahdlotul Qodiri, Karomatul Qodiri, Hikmatul Qodiri, Misbahul Qodiri, Miftahul Qodiri, Habibul Qodiri, dan semacamnya.

Yang menarik untuk dicatat adalah, semua lembaga tersebut ternyata dapat berkembang pesat di daerahnya masing-masing bahkan ada yang melampaui lembaga-lembaga lain yang sudah ada sebelumnya, salah satu contoh adalah pondok pesantren "Barakatul qodiri" di bawah asuhan Kyai Junaidi al-Baghdadi salah seorang murid Kyai Muzakki yang menjadi imam dzikir manaqib di Jakarta, saat ini santri dan jamaahnya berjumlah ratusan ribu orang yang tersebar luas di kawasan Jabotabek, Jawa barat dan Sumatera.

Karena kecintaannya kepada sang guru sangat tinggi dan konstan, santri yang satu ini boleh dibilang istimewa, majelis dzikir dan pengajian yang digelarnya ternyata juga dibanjiri jutaan umat hampir menyamai sang guru, dan di antara umat itu hampir 60% terdiri dari kalangan terdidik, pejabat tinggi, pengusaha elit dan para artis ibu kota. Namun demikian, kenyataan ini tidak membuatnya sombong dan lupa diri, sebaliknya Kyai Junaidi justru semakin meningkatkan intensitas kwalitas kecintaan dan ketawadluannya pada Kyai Muzakki gurunya.

Sikap kecintaan dan ketawadluannya yang demikian tinggi pada sang guru itulah yang menjadi faktor utama bagi Kyai Junaidi al-Baghdadi memperoleh banyak karomah sebagaimana posisinya sekarang ini. Nabi saw bersabda:

من تواضع رفعه الله

barang siapa bersikap tawadlu' maka derajatnya akan diangkat oleh Allah.

Di tahun 2024, tercatat ada beberapa afiliasi Pesantren Al-Qodiri 1 Jember yang berada di Kabupaten Jember:

1. Al-Qodiri 2, berada di  JL. UMBULSARI NO 03 KREBET, Gumukmas, Kec. Gumuk Mas, Kab. Jember Prov. Jawa Timur

2. Al-Qodiri 4, berada di Jalan Guntar No.16, Pd. Jeruk, Wringin Agung, Kec. Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68168

3. Al-Qodiri 10

dan ada beberapa afiliasi Pesantren Al-Qodiri yang lain. 

Referensi:

- Buku Mutiara di Tengah Samudera Tahun 2007


Minggu, 05 Mei 2024

PROFIL PESANTREN AL-QODIRI



Profil Pesantren Al-Qodiri Jember

Informasi Umum:

- Nama Pesantren: Pesantren Al-Qodiri Jember

- Lokasi: Jalan Manggar 139 A - Gebang Poreng - Patrang - Jember

- Telepon: 0812-1322-3233

- Email: pesantren@alqodiri.net

- Kode Pos : 68117

- Situs Web: alqodiri.net


Sejarah Perkembangan Pesantren al-Qodiri

Setelah menghabiskan waktu bertapa di Gua Payudan Madura pada tahun 1973, Kyai Muzakki Syah kembali ke kampung halamannya di Gebang Poreng untuk bertemu dengan keluarga dan kerabatnya. Kedatangannya disambut dengan kegembiraan dan keharuan yang luar biasa oleh istri dan putranya yang kini telah berusia 3 tahun. Bagaimana tidak, sejak ia pergi dua tahun sebelumnya pada tahun 1971, putranya yang dulu masih bayi, kini telah tumbuh menjadi anak yang kecil dan menggemaskan.

Selama hampir dua bulan, Kyai Muzakki memperhatikan perkembangan sosial dan keagamaan di Gebang Poreng. Baginya, situasi di desa tersebut tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Suara adzan masih jarang terdengar, sedikit yang melakukan sholat, dan yang lebih sering terjadi adalah tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan judi, yang ada waktu itu hanya sebuah mushola kecil di pojok dusun yang konon mengajarkan agama sejati (agama eling) di bawah pimpinan Bapak Astumi. Gebang Poreng masih tetap seperti dulu, belum ada listrik, gelap segelap hati masyarakatnya.

Realitas umat yang memprihatinkan tersebut, mendorong Kyai Muzakki mendirikan sebuah musholla walau amat sederhana dan terbuat dari gedek, dalam pandangan Kyai Muzakki, sesungguhnya yang essensial dari sebuah musholla atau masjid bukan bangunan fisiknya, melainkan efektifitas fungsinya sebagai pusat peribadatan dan da'wah, pusat aktifitas agama, pusat pembinaan umat, pusat pengokoh ukhuwah islamiyah, sarana perjuangan, pusat syiar, ta'lim, ta'dzib dan tarbiyah, pusat pertemuan dan pusat kegiatan sosial.

Sebagai upaya memakmurkan musholla yang telah didirikannya itu, Kyai Muzakki mulai istiqomah memimpin sholat maktubah secara berjamaah dengan anggota keluarganya, sanak famili dan tetangga dekatnya, dan bersama mereka pula, setiap ba'da maghrib Kyai Muzakki mengajar anak-anak kecil membaca al-Qur'an, setiap ba'da isya' membaca dzikir manaqib syekh Abdul qodir Jailani, dan setiap ba'da subuh membaca tafsir surat yasin.

Semakin hari, masyarakat yang berjamaah di musholla tersebut terus bertambah, bahkan ada dua orang santri yang menetap di musholla itu sebagai muadzin yang kemudian dibuatkan gubuk oleh Kyai Muzakki sebagai tempat menginap mereka, menurut keterangan KH. Ridlwan, sejak berdirinya musholla itu, nuansa keagamaan di Gebang Poreng sedikit demi sedikit mulai menggeliat, gema adzan dan dzikir puji-pujian mulai membahana di setiap waktu menjelang sholat maktubah.

Sekitar tahun 1976 berawal dari pertemuannya dengan ust. Abd. Jailani sahabat karibnya yang terkenal pandai membaca kitab kuning ketika masih nyantri di Pondok Pesantren  al-Fatah dulu, keinginan Kyai Muzakki untuk mendirikan pondok pesantren semakin mantap, diajaklah temannya itu untuk tinggal bersamanya di Gebang guna bersama-sama membina dan membesarkan pesantren yang hendak dibangunnya itu. Selang beberapa hari setelah ust. Abd. Jailani menyetujui ajakan Kyai/ Muzakki, maka pada tanggal 19 Robi'us Tsani 1397 H bertepatan dengan tanggal 16 Mei 1976 M didirikanlah bangunan pessantren di atas tanah seluas 5000 M2, yang kemudian di beri nama "Pondok Pesantren al-Qodiri" Jember.

Pemberian nama al-Qodiri menurut penuturan ust. Abd. Jailani didasarkan pada beberapa hal, pertama disandarkan pada asma Allah "al-Qaadir" yang berarti dzat yang maha kuasa di atas segala-galanya. Penyandaran kepada asma Allah tersebut dimaksudkan agar kuasa Allah terpusat di lembaga ini sehingga seluruh tamu yang datang, para santri, jama'ah, atau siapa saja yang datang ke Pondok Pesantren Al-Qodiri dikabulkan semua hajatnya, sebab Allah maha kuasa atas segala sesuatu termasuk mengabulkan hajat-hajat mereka. 

Kedua, nama Al-Qodiri disandarkan pada nama besar syeh Abdul Qodir Jailani, sebab sejak Kyai Muzakki masih dalam kandungan, abahnya (Kyai Syaha) telah mengistiqomahkan dzikir manaqib syeh Abdul Qodir Jailani untuknya, juga Kyai Muzakki sendiri sejak usia kelas 2 SD sudah mengamalkan dzikir manaqib yang sama, penyandaran kepada nama syeh Abdul Qodir Jailani, dimaksudkan agar lembaga ini kelak mendapat siraman karomah sebesar karomahnya syeh Abdul Qodir Jailani.

Ketiga, penamaan tersebut didasarkan pada hasil istikharah dan petunjuk ghaib yang diterima jauh sebelumnya oleh KH. Achmad Muzakki Syah sendiri.

Menurut cerita H. Nurul Yaqin, suatu sore di tahun 1974, ketika habis ngimami sholat ashar, Kyai Muzakki memanggil salah seorang jamaahnya yang bernama Pusakah (asal Tempurejo Jember) untuk memijatnya, sambil dipijat beliau bilang pada Pusakah menggunakan bahasa Madura. "toraeh yeh, sengkok paghik maddigah pesantren se phekal ekennengngih ebuen santreh lake' bini' derih mandimman, bi' sengkok pesantren jeriyeh enyamaennah al-Qodiri", kurang lebih kalau dibahasa Indonesiakan menjadi seperti ini "perhatikan ya, saya nanti akan mendirikan pesantren yang akan dihuni ribuan santri putra-putri yang berasal dari berbagai tempat, pesantren itu akan saya beri nama Al-Qodiri".

Hampir senada, menurut ust. H. Rifa'i Ikhsan, sesuai penjelasan Kyai Muzakki, pemilihan nama Al-Qodiri selain berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, juga merujuk pada makna "Al-Qodar" yang terdapat dalam lailatul qodar. 

Hampir senada, menurut ust. H. Rifa'i Ikhsan, sesuai penjelasan Kyai Muzakki, pemilihan nama al-Qodiri selain ber- dasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, juga merujuk pada makna "al-Qodar" yang terdapat dalam lailatul qodar, sebab seperti makium setiap bulan puasa Kyai Muzakki bersa ma seluruh warga di pesantren ini diwajibkan tidak tidur malam sebulan penuh untuk melakukan sholat malam dan i'tikaf guna memperoleh lailatul qodar agar memperoleh baro- kah dan karomah yang "masaqih" (lengkap) sebagaimana di tauziahkan Kyai Syaha ketika Kyai Muzakki masih anak-anak.

Makna al-Qadr sendiri menurut al-Qur'an adalah: (1) malam penetapan Allah atas perjalanan hidup manusia ke depan, hal tersebut didasarkan pada Surat ad-Dukhan: 3, 4 dan 5:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِّنْ عِندِنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul,

(2) Al-Qodr berarti malam kemuliaan, ia mulia tiada tandingannya, karena selain terpilih sebagai malam turunnya al-Qur'an, juga karena ia menjadi titik tolak dari segala kemulyaan yang dapat dicapai. Pendapat ini merujuk pada firman Allah:

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ إِذْ قَالُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِّن شَىْءٍ ۗ قُلْ مَنْ أَنزَلَ ٱلْكِتَٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِّلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُۥ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا ۖ وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُوٓا۟ أَنتُمْ وَلَآ ءَابَآؤُكُمْ ۖ قُلِ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ

Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

(3) Al-Qodr bermakna "sempit", maksudnya malam tersebut menjadi sempit, karena banyaknya para malaikat yang turun ke bumi sebagaimana ditegaskan ayat ke 4 pada surat Al-Qadr.

   تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Arti serupa dapat juga dilihat pada surat Ar-Ra'd ayat 26:

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٌ
Artinya: Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

Maka dengan nama "al-Qodiri" dimaksudkan (a) agar kuasa Allah terpusat di lembaga ini sehingga seluruh tamu yang datang, para santri, jamaah, atau siapapun yang datang ke Al-Qodiri dikabulkan semua hajatnya, sebab Allah maha kuasa atas segala sesuatu, termasuk mengabulkan hajat-hajat mere ka. (b) agar pesantren tersebut diberkati dan ditetapkan oleh Allah sebagai lembaga yang penuh hikmah yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi agama dan kemanusiaan. (c) agar pesantren tersebut diberi kemuliaan yang tiada tandingan-nya untuk ditularkan sebagai rahmat bagi sekalian alam. (d) agar di pesantren tersebut penuh dengan para malaikat yang terus menjaga dan mendoakan, mengawal kuasa Allah, menetapkan segala urusan besar yang penuh hikmah menuju kebaikan hidup sampai terbit fajar kehidupannya yang baru di hari akhirat kelak.

Dengan nama Al-Qodiri diharapkan kuasa Allah dan lailatul qodar selalu turun di pesantren ini, sehingga menjadikan seluruh komunitasnya, santri, jamaah, dan para tamu yang datang ke Al-Qodiri terkabul hajatnya, dan juga selalu didoakan para malaikat agar jiwanya selalu terdorong untuk melakukan kebaikan, menjauhi kebathilan, kontrol kemanusiannya berfungsi secara baik, serta yang bersangkutan selalu merasakan salam (rasa aman dan damai), terbebas dari penyakit batin seperti dengki dan riya'.

Dengan nama al-Qodiri diharapkan lailatul qodar dan kuasa Allah selalu turun di pesantren ini, sehingga menjadikan seluruh komunitasnya, santri, jamaah, dan para tamu yang datang ke Al-Qodiri mencapai kedamaian dan ketentraman hati dan mengantar mereka menuju minadzzulumati ilannnuril hidayah, dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada pencerahan, dari lalai kepada ingat, hianah kepada amanah, riya' kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dari sombong kepada tahu diri, dari takabbur kepada tasyakkur, dan seluruh hidupnya senantiasa dipenuhi berkah dari Allah Swt.

Sebagai seorang yang mempunyai kemampuan jitu dalam memprediksi tren masa depan, keputusan Kyai Muzakki memilih pesantren sebagai titik tolak perjuangannya dalam proses pencerahan masyarakat adalah sesuatu yang akurat, sebab pesantren dengan segala karakteristiknya telah teruji kemampuannya melewati berbagai episode zaman, serta turut memberikan andil yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat.

Dalam pandangan Kyai Muzakki, dunia pesantren adalah dunia yang mewarisi dan memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa kemasa, karena nya tidak sulit bagi dunia pesantren melakukan adjustment dan readjustment terhadap berbagai perubahan yang terjadi.

Santri pertama yang mondok di Al-Qodiri tahun 1976 berjumlah 9 orang semuanya berasal dari desa Paleran kecmatan Puger, Jember. Kian hari, seiring dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap performa dan tipologi pesantren Al-Qodiri yang semakin mantap, jumlah santripun terus bertambah. Menurut kesaksian KH. Ma'ruf, perkembangan spektakuler dari pesantren ini terjadi di tahun 1984, di tahun itu, jumlah santri yang mondok, jamaah yang ikut dzikir manaqib, tamu-tamu yang membutuhkan bantuan Kyai Muzakki dan undangan pengajian untuk berceramah dari berbagai daerah baik dari dalam atau luar jawa timur mengalami perkembangan yang amat sangat pesat.

Tiap tahun pesantren Al-Qodiri terus mendapat tambahan santri dari berbagai daerah, dan di tahun 1985 jumlah santri putra-putri sudah mencapai 900 orang, seiring dengan perkembangan yang kian signifikan tersebut, sarana yang tersedia, terutama tanah seluas 5000 M² dan bangunan yang ada sudah tidak mampu lagi menampung jumlah para santri, maka sejak tahun 1986 pesantren Al-Qodiri pindah ke utara menempati lokasi yang lebih luas, yang memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Saat ini Pondok Pesantren Al-Qodiri menempati tanah seluas 28 hektar dengan jumlah santri putra- putri sekitar 4000 orang lebih. (Data ini berdasarkan Buku Mutiara Ditengah Samudera, karya Ach. Hefni Zain dan Moch. Holili pada bulan Januari 2007).



Visi dan Misi

Visi: 

Mencetak insan yang religius, cerdas, berakhlaqul karimah, mandiri dan kompetitif 

Misi: 

1. Mendidik santri agar memiliki kekokohan akidah, kedalaman spiritual, keluasan ilmu dan ketrampilan serta keluhuran budi pekerti.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian yang bernafaskan Islami.
3. Mengembangkan manajemen pesantren terpadu di level nasional maupun internasional.
4. Memberikan pelayanan terbaik dan keteladanan atas dasar nilai-nilai islam yang inklusif dan humanis, serta mengembangkan kemitraan dengan institusi lain baik regional maupun internasional.


**Kepemimpinan**

- Pengasuh: KH Achmad Muzakki Syah

- Pendiri: KH Achmad Muzakki Syah


**Fasilitas**

Pesantren Al-Qodiri Jember dilengkapi dengan fasilitas modern dan memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, antara lain:

- Masjid utama dengan kapasitas ribuan jamaah

- Bangunan asrama santri yang nyaman dan aman

- Ruang kelas yang dilengkapi dengan peralatan pengajaran modern

- Perpustakaan dengan koleksi buku-buku agama dan referensi lainnya

- Laboratorium komputer dan bahasa

- Lapangan olahraga yang luas

- Tempat wisatawan yang nyaman bagi pengunjung


**Program Pendidikan**

Pesantren Al-Qodiri Jember menawarkan berbagai program pendidikan Islam yang komprehensif, antara lain:

- Tahfidz Al-Qur'an

- Pengajian kitab kuning

- Pelajaran umum: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris

- Kursus tajwid dan tahsin

- Kegiatan ekstrakurikuler: Seni budaya, olahraga, dan kegiatan sosial


**Kurikulum**

Kurikulum di Pesantren Al-Qodiri Jember dikembangkan dengan memadukan pendekatan agama dan akademik, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan berkualitas.


**Kegiatan Ekstrakurikuler**

Pesantren Al-Qodiri Jember menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang beragam untuk mengembangkan potensi santri di bidang seni, olahraga, dan sosial.


**Penghargaan dan Prestasi**

Pesantren Al-Qodiri Jember telah meraih berbagai penghargaan dan prestasi dalam bidang pendidikan dan keagamaan, yang menjadi bukti komitmen dan dedikasi kami dalam memberikan pendidikan yang berkualitas.


**Kemitraan dan Kerjasama**

Pesantren Al-Qodiri Jember menjalin berbagai kemitraan dan kerjasama dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat.


**Galeri Foto**

Kunjungi situs web kami untuk melihat galeri foto kegiatan dan fasilitas Pesantren Al-Qodiri Jember.


**Kontak**

Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan, silakan hubungi kami melalui telepon atau email yang tertera di atas.


---


Harap diingat bahwa profil pesantren sebenarnya akan disesuaikan dengan keadaan unik dari Pesantren Al-Qodiri Jember, termasuk sejarah, visi, dan misi yang mungkin berbeda dengan contoh di atas.

Selasa, 23 April 2024

SAMUDERA TAK BERTEPI

PRABOWO DAN KIAI MUZAKKI


Dalam tujuh dasawarsa terakhir, KH. Achmad Muzakki Syah (dipanggil kyai Muzakki) merupakan figur ulama, guru, mubaligh dan tokoh ikonik yang fenomenal di Indonesia, pola dakwahnya unik dan gerakan dzikir yang dipimpinnya terus berkembang pesat tidak saja dipelbagai kawasan bumi persada tanah air seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jabotabek, Cirebon, Majalengka, Kalimantan, Sulawesi, Lampung, Irian Jaya, Maluku, Bali dan sebagainya, tetapi juga merambah hingga Malaysia, Brunai Darussalam, India, Australia, Mesir dan Arab Saudi.

Ketika banyak rekannya dari kalangan ulama memilih terjun ke dunia politik, menjadi dan bergaul bersama kelompok elite, beliau tetap istiqomah menjaga kaum alit, bagi kyai yang diikuti tidak hanya sejuta umat ini, kalau semua meninggalkan kaum alit untuk memilih menjadi elite, lalu siapa yang akan mendampingi mereka, begitu juga kalau hanya orang baik yang diopeni, lalu orang jahat akan curhat ke siapa, padahal mesti ditunjukkan bahwa Allah itu at-tawwab dan al-ghaffar, para pendosa itu bukan untuk dimusuhi dan dibasmi melainkan butuh dikasihi dengan pendekatan dakwah yang mawaddah wa rahmat.

Kvai Muzakki beranggapan bahwa mengangkat seseorang dari lumpur dosa adalah lebih besar nilainya ketimbang membasmi dosa itu sendiri, karenanya, waktu diminta oleh banyak rekannya untuk berjuang bersama di dunia partai politik, dengan tegas beliau menjawab seperti perkataan nabi Yusuf as. dalam al-Qur'an: Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari ajakan mereka.

Ketika berceramah, banyak ulasan aktual beliau yang menyentuh dan menyayat relung batin yang tak jarang membuat pendengarnya tersedu, menjerit dan menyadari apa sebenarnya makna hidup ini, fikiran-fikiran beliau amat tajam dan menukik, bukan saja karena membongkar maenstream yang oleh banyak orang diyakini benar tetapi juga "berani" mengungkap sesuatu yang oleh sebagian orang dianggap tabu, fatwa-fatwanya kadang juga keras "menjewer" banyak pihak tetapi tentu dengan hujjah yang tak terbantahkan, bahasanya sederhana, mudah difahami, merakyat dan renyah serenyah tipologi orangnya,

Seiring dengan perubahan orientasi hidup sebagian besar manusia akibat krisis psikologis, kegersangan spiritual dan problematika hidup yang terus meresahkan mereka, dzikir semakin menemukan momentumnya sebagai kebutuhan dasar (al-hajah al-asasiyah) masyarakat atau paling tidak sebagai ba lance terhadap kecenderungan pola hidup serakah, materialistik dan hedonistik.

Sejumlah majelis dzikir, pengajian dan khotbah kolosal Kyai Muzakki yang digelar dipelbagai masjid, lapangan dan stadion selalu dibanjiri ribuan bahkan puluhan ribu umat dari berbagai kelas, daerah dan kalangan, salah satu rahasianya menurut beberapa jama'ah dzikir adalah bahwa berdzikir bersama Kyai Muzakki terbukti efektif menenteramkan keresah- an hati, menenangkan kegelisahan jiwa, menyelesaikan pelbagai problema, menyembuhkan pelbagai penyakit bahkan meloloskan banyak hajat dan permohonan.

Allah swt berfirman dalam al-Qur'an "Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenteram" (Qs. 13: 25). Rasululloh saw. bersabda "Keberuntungan yang diperoleh dari majelis dzikir adalah surga atau kebahagiaan dunia akhirat (Hr. Ahmad). "Sesungguhnya berdzikir kepada Allah adalah penyem buhan yang paling efektif (Hr. Baihaqi). "Tiada amal perbuatan anak adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah daripada dzikrulloh (Hr. Ahmad). "Sesungguhnya perumpamaan orang yang berdzikır kepada Allah bagaikan orang lari dari kejaran musuh sehingga ia sampai pada sebuah benteng dan ia berlindung di dalamnya untuk menyelamatkan dirinya" (Hr. Ad-Dailamy).

Namun demikian, satu hal yang perlu dicatat bahwa tidak sedikit yang menempuh jalan dzikir tetapi hasilnya akan berbeda satu dengan lainnya, bacaan dzikir boleh sama, ia hanyalah sebaris huruf dan sebuah alat, tak ada daya dan kekuatan, siapapun bisa mengucapkannya, tetapi tingkat kwalitas keyakinan, keikhlasan, kekhusu'an, kedekatan dan getar aura kecintaan sang pengucap huruf jauh lebih penting, ucapan sang pencinta yang hatinya telah bening dan mantap selalu didengar Allah swt., ucapannya adalah kenyataan, kehendaknya adalah wujud nyata, kapan saja.

Menurut Habib Muhammad bin Ali al-Habsy, KH Ach Muzakki Syah adalah model tokoh yang telah "Jadi", tokoh yang istiqomah mewakafkan seluruh hidupnya hanya untuk umat, keistiqomahannya ditandai oleh kekokohan beliau yang tidak pernah tergiur oleh pesona politik, gemerlap lampu sorot publik atau apapun yang selain Allah.

Prinsip beliau kokoh bak karang di tengah gelombang, sikapnya fleksibel bak ilalang yang tidak patah oleh beban dadakan seberat apapun, fikirannya bening sebening senyumnya, dadanya "nyegarah" dan terbuka untuk siapa saja, hatinya selalu damai sedamai wajahnya, siapapun yang melihatnya pas 
ti ikut merasa damai, ibarat sebuah cermin, beliau adalah tempat kita mengaca diri dan ibarat samudera, beliau tak bertepi, siapa saja dan dari mana saja orang boleh mencicipi airnya, berlayar di atasnya, menyelami kedalamannya, menikmati keindahannya bahkan mengambil pelbagai kekayaan yang dikandungnya, samudera hanya memberi dan tidak pernah me minta.

Jember, 1 Agustus 2006
Prof. Dr. Hefni Zein
Moh. Holili

TERJEMAH KIIMIYATUS SA'ADAH KARYA AL-GHOZALI DICETAK ULANG OLEH KH ACH. MUZAKKI SYAH


 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Teman-teman semuanya, di artikel kali ini, saya ingin membagikan terjemah Kitab Karya Imam Al-Ghozali, yang bernama Kiimiyaus Sa'adah (Menyingkap Jalan Kebahagiaan).
Karya Imam Al-Ghozali ini dicetak ulang oleh KH Ach. Muzakki Syah, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Al-Ghozali Jember. 

Apa tujuannya?
Jika kita lihat di dalam buku terjemah tersebut, KH Ach. Muzakki Syah mempunyai tujuan:
dipersembahkan untuk semua santri dan jama'ah manaqib Pondok Pesantren Al-Qodiri.

Kalau kita melihat dan menelaah tujuan dicetaknya terjemah ini adalah, menurut saya, tujuannya adalah: 
Kiai Muzaki ingin mengajak para jama'ah manaqib dan santri Al-Qodiri untuk memahami dan mengamalkan kitab karya Imam Al-Ghozali ini. Kenapa harus diterjemah, mungkin ini adalah untuk memudahkan orang untuk memahaminya. Sebab jika masih bertuliskan Arab (tulisan aslinya) akan sulit difahami oleh orang awam. 

Terjemah ini dialihbahasakan oleh Habib bin Haddar Al-Haddar.

Tahun berapa kitab ini diterjemah?
Di kitab tersebut tidak tertulis tahun berapa. Sehingga kita tidak tahu kapan kitab ini diterjemah. 

Kitab ini sekarang, ketika ditulisnya artikel ini, sudah tidak dicetak lagi. Entah apa alasannya, juga kitab I'anatul Ikhwan (kitab Tuntunan Dzikir Manaqib) Pesantren Al-Qodiri juga sudah tidak dicetak lagi untuk sementara waktu.

Saat saya bincang dengan salah satu pengurus pesantren, yaitu Ustad Yunus, beliau mengatakan bahwa sementara dihentikan untuk dicetak, sebab Yayasan Al-Qodiri ingin membenahi tulisan yan ada di kitab tersebut. Entah yang mana yang akan di edit, ustad Yunus tidak tahu. Kita tunggu saja hasilnya.

Bagi pembaca yang ingin tahu isi dari kitab terjemah "Kiimiatus Sa'adah" ini, bisa menghubungi kami di wa: 081331325379. nanti akan kami kirim berupa file pdf nya. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan berkah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.