DR. HEFI ZEIN |
Dalam
tujuh dasawarsa terakhir, KH. Achmad Muzakki Syah (dipanggil kyai Muzakki)
merupakan figur ulama, guru, mubaligh dan tokoh ikonik yang fenomenal di
Indonesia, pola dakwahnya unik dan gerakan dzikir yang dipimpinnya terus
berkembang pesat tidak saja di berbagai kawasan bumi persada tanah air seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jabotabek, Cirebon, Majalengka,
Kalimantan, Sulawesi, Lampung, Irian Jaya, Maluku, Bali, dan sebagainya, tetapi
juga merambah hingga Malaysia, Brunei Darussalam, India, Australia, Mesir dan
Arab Saudi.
Ketika
Banyak rekannya dari kalangan ulama memilih terjun ke dunia politik, menjadi
dan bergaul bersama kelompok elite, beliau tetap istiqomah menjaga kaum alit,
bagi kyai yang diikuti tidak hanya sejuta umat ini, kalau semua meninggalkan
kaum alit untuk memilih menjadi elite, lalu siapa yang akan mendampingi mereka,
begitu juga kalau hanya orang baik yang diopeni, lalu orang jahat akan curhat
ke siapa, padahal mesti ditunjukkan bahwa Allah itu at-tawwab dan al-ghaffar,
para pendosa itu bukan untuk dimusuhi dan dibasmi melainkan butuh dikasihi
dengan pendekatan dakwah yang mawaddah wa rahmah.
Kyai
Muzakki beranggapan bahwa mengangkat seseorang dari lumpur dosa adalah lebih
besar nilainya ketimbang membasmi dosa itu sendiri, karenanya, waktu diminta
oleh banyak rekannya untuk berjuang bersama di dunia partai politik, dengan
tegas beliau menjawab seperti perkataaan nabi Yusuf as. dalam al-Qur'an : Tuhanku,penjara
lebih aku sukai daripada ajakan mereka.
Ketika
berceramah, banyak ulasan aktual beliau yang menyentuh dan menyayat relung
batin yang tak jarang membuat pendengarnya tersedu, menjerit dan menyadari apa
sebenarnya makna hidup ini, fikiran-fikiran beliau amat tajam dan menukik,
bukan saja karena membongkar mainstream yang oleh banyak orang diyakini benar
tetapi juga "berani" mengungkap sesuatu yang oleh sebagian orang
dianggap tabu, fatwa-fatwanya kadang jgua keras "menjewer" banyak
pihak tetapi tentu dengan hujjah yang tak terbantahkan, bahasanya sederhana,
mudah difahami, merakyat dan renyah se-renyah tipologi orangnya.
Seiring
dengan perubahan orientasi hidup sebagian besar manusia akibat krisis
psikologis, kegersangan spiritual dan problematika hidup terus meresahkan
mereka, dzikir semakin menemukan momentumnya sebagai kebutuhan dasar (al-hajah
al-asasiyah) masyarakat atau paling tidak sebagai balance terhadap
kecenderungan pola hidup serakah, materialistik dan hedonistik.
Sejumlah
majelis dzikir, pengajian dan khotbah kolosal Kyai Muzakki yang digelar
diberbagai masjid, lapangan dan stadion selalu dibanjiri ribuan bahkan puluhan
ribu umat dari berbagai kelas, daerah dan kalangan, salah satu rahasianya
menurut beberapa jamaah dzikir adalah bahwa berdzikir bersama Kyai Muzakki
terbukti efektif menenteramkan keresahan hati, menenangkan kegelisahan jiwa,
menyelesaikan berbagai problema, menyembuhkan berbagai penyakit bahkan
meloloskan banyak hajat dan permohonan.
Allah
swt berfirman dalam al-Qur'an "Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada
Allah hati menjadi tenteram" (Qs. 13 : 28). Rasulullah saw. bersabda
"Keberuntungan yang diperoleh dari majelis dzikir adalah surga atau
kebahagiaan dunia akhirat (H.R Ahmad). " Susungguhnya berdzikir kepada
Allah adalah penyembuhan yang paling efektif (H.R. Baihaqi). "Tiada amal
perbuatan anak adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah daripada
dzikrullah (H.R. Ahmad). " Sesungguhnya perumpamaan orang yang berdzikir
kepada Allah bagaikan orang lari dari kejaran musuh sehingga ia sampai pada
sebuah benteng dan ia berlindung di dalam-nya untuk menyelamatkan dirinya"
(H.R. Ad-Dailamy).
Namun
demikian satu hal yang perlu dicatat bahwa tidak sedikit yang menempuh jalan
dzikir tetapi hasilnya akan berbeda satu dengan lainnya, bacaan dzikir boleh
sama, ia hanyalah sebaris huruf dan sebuah alat, tak ada daya dan kekuatan,
siapapun bisa mengucapkannya, tetapi tingkat kualitas keyakinan, keikhlasan,
kekhusus'an, kedekatan dan getar aura kecintaan sang pengucap, huruf jauh lebih
penting, ucapan sang pencinta yang hatinya telah bening dan mantap selalu
didengar Allah swt., ucapannya adalah kenyataaan, kehendaknya adalah wujud
nyata, kapan saja.
Menurut
Habib Muhammad bin Ali al-Habsy, KH Achmad Muzakki Syah adalah model tokoh yang
telah "jadi",tokoh yang istiqomah mewakafkan seluruh hidupnya hanya
untuk umat, keistiqomahannya ditandai
oleh kekokahan beliau yang tidak pernah tergiur pesona politik, gemerlap lampu
sorot politik atau apapun yang selain Allah.
Prinsip
beliau kokoh bak karang ditengah gelombang, sikapnya fleksibel bak ilalang yang
tidak patah oleh beban dadakan seberat apapun, fikirannya bening sebening
senyumannya, dadanya "nyegarah" / "nyegoro" dan terbuka
untuk siapa saja, hatinya selalu damai sedamai wajahnya, siapapun yang
melihatnya pasti ikut merasa damai, ia ibarat sebuah cermin, beliau adalah
tempat kita mengaca diri dan ibarat samudra, beliau tak bertepi, siapa saja dan
dari mana saja orang boleh mencicipi airnya, berlayar diatasnya, menyelami
kedalamannya, menikmati keindahannya bahkan mengambil berbagai kekayaan yang
dikandungnya, samudra hanya memberi dan tidak pernah meminta. (fifa)
EmoticonEmoticon