Rabu, 24 November 2021
Shohibul Fatihah Dzikir Manaqib Pesantren Al-Qodiri
![]() |
Pesantren Al-Qodiri |
Latar Belakang penulisan ini, adalah karena ada salah satu alumni yang bertanya. Sehingga kami berkewajiban untuk membantu alumni tersebut. Semoga tulisan sederhana ini bisa membantu. Amiin.
SYAIKHONA KHOLIL BIN ABDUL LATIF AL-BANGKALANI
BUJU' MAULANA
BUJU' MUHAMMAD
BUJU' PAGENDENA PAKONG
BUJU' CANDENAH BENGKALAN
BUJU' KATANDUR
BUJU' LATTONG
BUJU' TOMPENG
BUJU' KASAMBIH
KIAI ABU SYAMSUDDIN
JAMI'I WALIYULLAH BATU AMPAR
KIAI MAJID TABETAH
KIAI BAIDLOWI BANYU ANYAR
KIAI BAQIR BANYU ANYAR
KIAI ILYAS LU' GULU'
KIAI ABDUL ALAM
BEN SEDEJEH KIAI-KIAI PRAJJEN
KIAI BENGKONENG
KIAI PENYEPEN
KIAI JAZULI TATANGOH
BUJU' RABEH
BUJU' TONGKET
KIAI IMAM KARAY
KIAI AHMAD DAHLAN KARAY
KIAI AGUNG USMAN JUM'ATAN LENTENG BERE'
SAYYID YUSUF TALANGOH
BINDEREH SAOD RATU SUMENEP
SULTAN ABDURROHMAN
DATOK IBRAHIM BANYUWANGI
MAULANA ISHAQ PACARRON
SUNAN AMPEL SORBEJEH
JAMI'I WALISONGO
KIAI SYAMSUL ARIFIN SUKORAJJEH
NYI TUAN
NYI ROM SUKORAJJEH
KIAI HOSNAN BRINGIN
KIAI UMAR SUMBER BRINGIN
KIAI SYUKRI SUMBER BRINGIN
KIAI SOLEH SUGER
HABIB MUHDOR BONDOWOSO
PATEH ALOS BESOKEH
KIAI RONGGO
KIAI ASY'ARI
KIAI TOGO BONDOWOSO
KIAI MISRA'I LEDOK OMBO
KIAI MUKHTAR SYAFA'AT BLOG AGUNG BANYUWANGI
HABIB SOLEH TANGGUL
KIAI HANNAN MANGGISAN TANGGUL
KIAI SYAMSUL HUDA KARANG LO TANGGUL
KIAI ABDULLAH YAQIN MLOKOREJO
KIAI ZUHRI
KIAI TOYYIB
KIAI SHONHAJI NYUPOTE
KIAI JAUHARI KENCONG
KIAI ZAINI MU'IM NURUL JADID
KIAI HASAN SEPUH GENGGONG
KIAI HASAN SYAIFURRIJAL GENGGONG
NON MUKHLAS BEDADUNG
KIAI ABU AMAR PASURUAN
KIAI MUSTOFA LEKKO'
KIAI AS'AD BENDUNGAN
KIAI HAMID PASURUAN
KIAI ABDUL JALIL
KIAI KHOLIL
KIAI NAWAWI
BEN SEDEJEH KIAI-KIAI SIDOGIRI
KIAI MUSTA'IN ROMLI JOMBANG PETERONGAN
GUS DUR TEBU IRENG
PENDIRI NAHDLATUL ULAMA KH HASYIM ASY'ARI
KIAI MAHRUS ALI LIRBOYO
HABIB MUHAMMAD BIN ALI AL-HABSYI KETAPANG PROBOLINGGO
HABIB MUHAMMAD BIN ALWI AL-MALIKI MEKKAH
JAMI'I HABA'IB RIJALIL GHOIB AHLI MA'LA BAQI' BADAR UHUD
KIAI ALI WAFA TEMPOREJO
RA ALI TEMPORAN
KIAI AHMAD
KIAI MUKID
KIAI MU'I
KIAI BUSTOMI
NYI MARYAM TEMPOREJO
KIAI HAFIDZ NAGESAREH
KIAI KHOTIB CORAH KATES
KIAI SHIDDIQ JEMBER
KIAI ABDUL HALIM SHIDDIQ
KIAI MAHFUD SHIDDIQ
KIAI ABDULLAH SHIDDIQ
KIAI AHMAD SHIDDIQ
KIAI DHOFIR SALAM AL-FATTAH JEMBER
KIAI FARUQ MUHAMMAD
KIAI MUHYIDDIN BIN SHONHAJI PAGA
KIAI AHMAD KUSAIRI GLENMORE
KIAI MUHDORI
BUJU' ARIF
ROMO BUKHORI KALIWATES
KIAI HAMIM JAZULI KALIWATES
KIAI SOFYAN TSAURI KALIWATES
KIAI SENADIN JERRENG
KIAI MBAH NUR KEMUNING PAKES
KH AHMAD SYAHA PENGARANG BONDOWOSO
NYAI HJ. SITI FATIMAH ZAHRA BONDOWOSO
KIAI MAHSUN SYAH PENGARANG BONDOWOSO
KIAI AHMAD HASAN GLENMORE
KIAI SYADALI
NYAI SYADALI
KIAI YAZID SYADALI KEDAWUNG
HJ. SITI SOLEHAH BINTA MUBAHRA
NING NANDA MALIKA FAUZIYAH BINTA KH AHMAD FADIL MUZAKKI
KH. ABDULLAH JAELANI
Note: Jika ada kritik dan saran, silahkan tulis di kolom komentar. Kritik dan saran anda sangat kami terima dengan tangan terbuka.
Minggu, 17 Januari 2021
TARBIYATUL MANAQIB SYAIKH ABDUL QODIR PESANTREN AL-QODIRI
TARBIATUL MANAQIB SYAIKH ABDUL QODIR AL-QODIRI
(Mengenal lebih dekat tentang Dzikir Manaqib Pesantren Al-Qodiri)
OLeh: Fikri Farikhin, M.Pd.I
Apa itu Manaqib Pesantren Al-Qodiri?
Bagi orang yang belum pernah mengikuti kegiatan Manaqib Pesantren Al-Qodiri, seringkali mereka salah faham tentang apa itu Manaqib Pesantren Al-Qodiri. Mereka menganggap Manaqib yang ada di pesantren Al-Qodiri itu adalah membaca Kitab Manaqib seperti di majlis-majlis manaqib lain.
Perlu diketahui, bahwa Manaqib Pesantren Al-Qodiri adalah Sebuah acara Dzikir bersama dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, yang mana nantinya, ditengah-tengah acara Dzikir tersebut, Kiai Muzakki (Imam besar Manaqib Syaikh Abdul Qodir Pesantren Al-Qodiri) menceritakan tentang kisah-kisah kebaikan (manaqib) dan kehebatan , karomah dari Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani R.A.
Referensi:
- https://ppssnh.malang.pesantren.web.id/cgi-bin/content.cgi/artikel/bisri_mustofa_menjawab/16-manaqib.single ,diakses 18 Januari 2021
Kiai Muzakki pernah ditanya oleh Mahasiswa Program Doktoral dari Universitas Sunan Ampel Surabaya (UINSA) tentang istilah Manaqib Pesantren Al-Qodiri, Mahasiwa tersebut bertanya yang kurang lebih pertanyaannya seperti ini: Kiai, apakah saya bisa memberikan istilah Manaqib Pesantren Al-Qodiri ini dengan sebutan "Tarekat Qodiriyah" ?
Kiai Muzakki menjawab, tidak. yang benar adalah "Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir ala Al-Qodiri".
Kemudian Kiai menambahkan, bahwa Manaqib Pesantren Al-Qodiri itu, adalah hasil dari Tsamratul Fikriyah (buah pemikiran) saya.
Jawaban kiai ini bisa kita buktikan dengan adanya buku "Kitab Tuntunan Dzikir Manaqib" karangan beliau, KH Achmad Muzakki Syah.
Seperti apakah "Kitab Tuntunan Dzikir Manaqib Pesantren Al-Qodiri"?
Inilah Kitab Tuntunan Dzikir Manaqib Pesantren Al-Qodiri tersebut:
![]() |
Kitab Tuntunan Dzikir Manaqib Pesantren Al-Qodiri |
Referensi:
- Hasil Wawancara dengan Mahasiswa UINSA sekitar tahun 2010-2015
- https://akucintapesantrenalqodiri.blogspot.com/2019/07/kitab-ianatul-ikhwan-buku-tuntunan.html , diakses 18 Januari 2021
Apakah Kitab Tuntunan ini bisa langsung diamalkan, atau harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Kiai Muzakki?
Kitab ini bisa langsung diamalkan, namun lebih afdhal jika langsung minta ijazah dari KH Achmad Muzakki Syah.
Tidak sedikit, orang-orang dari luar jawa, misalnya dari Sumatra, kalimatan, dan lain-lain yang menelpon saya (karena saya dulu adalah admin Pesantren Al-Qodiri) menanyakan tentang boleh atau tidaknya mengamalkan kitab ini tanpa izin ke Kiai Muzakki. Lantas saya jawab, boleh langsung diamalkan, namun lebih afdhal jika ada kesempatan, silahkan langsung minta izin ke KH Achmad Muzakki Syah.
Apa pesan Kiai Muzakki untuk orang-orang yang mengamalkan Kitab Dzikir Manaqib ini?
Pesan beliau adalah sebagai berikut:
Kepada kaum muslimin dan muslimat yang mempunyai hajat duniawi ataupun ukhrowi atau ingin lebih dekat kepada Allah SWT, saya anjurkan untuk mengamalkan wiridan dalam kitab ini. Insyaallah hajatnya akan dikabulkan oleh Allah swt.
Dalam mengamalkan wiridan ini ada beberapa yang perlu diperhatikan:
1. Hendakanya dilandasi dengan niat yang ikhlas Lillah-Billah Lirrosul-Birrosul semata-mata untuk beribadah dan mencari ridho Allah swt.
2. Diwkatu melakukan permohonan tidak dibenarkan minta kepada Syaikh Abdul Qodir al-Jailani ra. Melainkan langsung memohon kepada Allah SWT, dengan perantaraan barokah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani RA, dan syafa'at Rasulullah SAW.
3. Dalam melakukan permohonan yaitu waktu muroqobah (Tata Cara Manaqib no. 5) sebaikan diawali dengan bertaubat atas dosa diri kita, khususnya tujuh anggota badan yaitu lisan, telinga, tangan, kaki, perut, dan kemaluan, karena dosa menjadi penghalang terkabulnya doa. Kemudian memohon kuat iman karena tanpa iman segala kenikmatan akan sia-sia. Baru setelah itu memohon yang menjadi hajat (kebutuhan) kita dengan khusu' dan penuh keyakinan bahwa Allah SWT, kuasa mengabulkan doa kita sedangkan diri kita sangat tidak berdaya dihadapan Allah SWT.
4. Dalam melakukan wiridan ini sebaiknya dalam keadaan suci dari hadats dan menghadap kiblat serta dilakukan secara istiqomah (terus menerus). Khusus malam Jum'at Legi saya anjurkan untuk bersama-sama dzikir Manaqib di PP. Al-Qodiri Jember.
Demikian pengantar dari saya, apabila ada hal yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung ke saya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
KH. ACHMAD MUZAKKI SYAH
Referensi:
- Kitab I'anatul Ikhwan, Kitab Tuntunan Dzikir Manaqib hal. 1-2
Senin, 02 Desember 2019
KIAI MUZAKKI MENGHIDUPKAN MOBIL TANPA KONTAK
Dulu saya pernah diajak pengajian oleh Kiai Muzakki. Pada waktu itu pengajiannya di Bondowoso. Kecamatan Wonosari di dua tempat pengajian. Pada waktu itu membawa dua mobil. Mobil Taruna yang dikendarai oleh Nyai Halimah dan yang satunya lagi adalah mobil Kijang Kapsul yang dipakai oleh Kiai Muzakki. Kejadian ini terjadi kalau tidak salah tahun 2008.
Yang menjadi driver mobilnya Nyai Halimah pada waktu itu adalah Gus Mad (Dr. H. Achmad Hanisy, S.Pd.I, MM), yang sekarang menjadi rektor IAI Al-Qodiri. Sedangkan yang jadi driver mobilnya kiai Muzakki adalah Lora Fadil (sekarang menjadi DPR RI 2019-2024).
Pulang dari pengajian ini, ini Kiai dan Ibu Nyai bersama dalam satu mobil
Sedangkan saya ikut mobil yang dikendari Gus Mad.
Saat Mobil yang saya kendarai bersama Gus Mad sampai depan Kapolsek Maesan Bondowoso. Mobil mogok. Gus Mad kaget. Yang ikut pada waktu itu sofyan dari besuki (alm).
Gus Mad menyuruh saya turun mobil dan memeriksa mobil. Saya lihat tidak ada apa-apa. Semua baik-baik saja. Lalu saya coba untuk mendorong mobil ini, tapi hasilnya nihil. Mobil tetap mogok.
Karena mobil sudah diperbaiki tetap tidak bisa. Akhirnya gus mad menyuruh saya untuk menghubungi kiai.
“Assalamu’alaikum Kiai”
“Wa’alaikumsalam. Ada apa?” kiai muzakki menjawab.
“Maaf kiai, mobilnya Gus Mad Mogok.”
“Loh, kok iso mati (loh, kok bisa mati?)” Tanya Kiai.
“Tidak tahu kiai” jawab saya.
“Sudah diperbaiki semuaya?”
“Sudah Kiai. Tapi tetap tidak bisa.”
“Sudah sampai mana?”
“Sampai Maesan Kiai.”
“Duhh. Saya sudah sampai Suger (perbatasan Jember Bondowoso). Yo wes, balik lagi saya.” Dawuh kiai Muzakki.
Setelah Kiai sampai. Kiai langsung keluar dari mobil dan menuju mobil yang saya kendarai.
“Coba buka mesin mobilnya!” Dawuh Kiai.
Kiai melihat mesin mobil beberapa saat dan dan diam tidak berkata apapun. Lalu kiai minta diambil air.
“Ada air? Saya haus.”
“Ada Kiai,” jawab saya.
Setelah itu saya ambilkan. Dan setelah saya ambilkan, air itu diminum tapi tidak ditelan oleh Kiai. Oleh Kiai dibuat kumur-kumur. Dan setelah dibuat kumur kumur, air tersebut disemprotkan ke mesin yang mati tadi. Hingga tiga kali semprotan.
Lalu kiai menyuruh saya mengambil kontak mobil.
“Ambilkan kontak mobil!” dawuh kiai.
Akhirnya saya ambilkan kontak dari dalam mobil.
Lalu oleh kiai kontak tersebut dipegang.
“Bu nyai, pindah kesini. Saya sendiri yang jadi driver mobil yang mati ini.” Kiai dawah seperti itu di depannya mobil mati itu sambil megang kontak mobil.
Kiai dawuh lagi,
“Bu nyai dan khodam-khodam pindah kesini. Saya sendiri yang jadi driver nya.
Khodam laki-laki semua pindah dan satu mobil dengan Gus Mad dan Lora Fadil.
Setelah itu Kiai masih tetap berdiri di depan mobil.
Dengan nada setengah marah ke mobil, kiai dawuh begini
“Nyih nganyih motorah” (ngalem mobilnya ini). Dawuh Kiai.
Lalu Kiai Menampar Mobil itu sambil berkata begini: “Odik! (Hidup!) dan mobil itu langsung hidup mesinnya. Padahal Kiai itu masih memegang kontak mobil dan berdiri di depan mobil.
Saya juga gak habis pikir, kok bisa hidup lagi mobil itu
Akhirnya mobil pun berangkat. Pulang.
Dan besok paginya ketika mobil itu saya cuci, saya coba hidupkan, ternyata mobil itu tetap gak bisa hidup dan akhirnya dibawa ke bengkel untuk dibenahi.
***Kisah ini ditulis oleh : Fikri Farikhin (Alumni Santri Al-Qodiri 2018).
***Sumber kisah ini kami dapatkan dari: Ustad Jufri, S.Pd.I (Pengasuh Pesantren Raudhatul Ulum Curah Takir Tempurejo Jember dan Guru Akidah Akhlaq MTs Unggulan Al-Qodiri 1 Jember).
DOWNLOAD KITAB / BUKU MANAQIB PESANTREN AL-QODIRI
Untuk download, silahkan klik disini
Jumat, 08 Juni 2018
Kiai Muzakki [a story of the deputy regent to be regent of Trenggalek
Minggu, 03 Juni 2018
KIAI MUZAKKI [MALAIKAT BERLAPIS-LAPIS]
KIAI MUZAKKI [HUJAN REDA SETELAH BACA FATIHAH]
Selasa, 29 Mei 2018
KIAI MUZAKKI - KISAH TENTANG WAKIL BUPATI TRENGGALEK JADI BUPATI
Suatu hari wakil bupati trenggalek sowan ke Kiai Muzakki. Ketika Kiai Muzakki bersalaman dengan wakil bupati tersebut, Kiai dawuh "Bupati-Bupati"
Ketika pulang, di jalan bilang ke orang yang mengajak ke Al-Qodiri, "Kan saya wakil, kok oleh Kiai dipanggil Bupati?".
"Ya mungkin nanti kamu jadi Bupati, diaminin aja." kata temannya. dan ternyata sekarang bupati trenggalek mencalonkan menjadi Gubernur Jawa Timur. Akhirnya ia jadi Bupati sungguhan.
Selasa, 22 Mei 2018
KH ACHMAD MUZAKKI SYAH [FAKTA ATAU MITOS KIAI MUZAKKI MENGGUNAKAN JUBAH HITAM]
Setiap hari Kiai Muzakki Hanya mengenakan Jubah Putih dan sarung. Sangat jarang menggunakan baju yang lain. Dan ketika mengenakan baju yang lain, ada yang mempercayai bahwa akan ada suatu kejadian di Pesantren Al-Qodiri.
Yang ditakuti santri Al_Qodiri adalah ketika Kiai Muzakki mengenakan Jubah Hitam, ada yang mempercayai bahwa itu pertanda akan ada yang meninggal atau kecelakaan atau musibah yang akan terjadi dalam waktu dekat di pesantren. Sehingga para santri oleh para pengurus pesantren, ketika kiai mengenakan Jubah Hitam, santri-santri diperingatkan untuk tidak keluar kemana-mana.
Itu mitos atau fakta tentang Jubah Hitam? wallahu a'lam.