1. KH. Abd. Muchid Muzadi (mantan Syuriah PBNU)
Ulama menjadi sangat penting keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, bukan saja karena telah mendapat mengakuan nash sebagai kelompok eksklusif yang paling takut kepada AIlah dan pewaris para nabi, tetapi juga karena perannya yang demikian sentral di masyarakat sebagai pusat rujukan dalam berbagai persoalan (centre of problem solving), maka tidak mengherankan kalau seorang ulama sebagai opinion leader dan sesepuh masyarakat yang multi peran dimintai pertolongan untuk sejumlah persoalan seperti : rejeki tidak lancar, dagangan tidak laris, keluarga kurang harmonis, mengobati berbagai penyakit, dan sebagainya. Namun demikian ketika ledakan globalisasi kultural dan revolusi IPTEK melanda peradaban masyarakat, terjadilah perubahan yang melahirkan berbagai spesifikasi dan spesialisasi sehingga tiap bidang mesti ditangani sendiri-sendiri secara khusus, di sinilah terjadi pergeseran atau lebih tepatnya penyempitan sebagian besar peran ulama dari multi peran ke arah mono peran, akibatnya tidak sedikit dari mereka yang kemudian mengalami keterdesakan pada posisi marginal dan hanya berperan sebagai tukang doa . Kyai Muzakki bagi saya adalah salah seorang dari sedikit ulama yang mampu bertahan dalam gelombang tersebut, sehingga eksistensi beliau sejak dulu hingga sekarang tetap all round dan tetap pada posisi multi peran. Hal tersebut disebabkan karena beliau istiqomah dalam jalur dzikir yang sampai kapanpun tetap merupakan kebutuhan dasar (al-Hajah al-Asasiyah) bagi mayoritas masyarakat. Apalagi ditengah krisis psikologis dan kegersangan spiritual yang dialami sebagian besar manusia, maka jalur dzikir kian menemukan momentumnya sebagai terapi atas berbagai kegelisahan jiwa yang mereka derita. Disebutkan dalam al-Qur'an "ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati men-jadi tenteram" (Qs. 13 : 28). Juga dalam sebuah hadits, Rasululloh bersabda "Sesungguhnya berdzikir kepada Allah adalah penyembuhan yang paling efektif " (Hr. Baihaqi).
2. Drs. H. Muhaimin Iskandar, M.Si. (mantan wakil ketua DPR R.I)
Kyai Muzakki bagi saya adalah sosok yang memiliki kemampuan dan kedalaman spiritual keagamaan yang tinggi sekaligus mampu mengadaptasikan dengan dunia rasional dan empiris, sehingga suara spiritual dan realitas hidup nyata nyambung secara baik, karena itu tatkala tidak sedikit para tokoh yang kehilangan pijakan akibat gelombang globalisasi disemua aspek kehidupan, beliau tetap ajek dijalurnya, selain itu beliau juga merupakan figur ulama yang sejak lama mampu mensinergikan secara apik tiga kecerdasan sekaligus, yakni kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Apa yang ditemukan oleh teori baru yang menjadi trend masyarakat Barat saat ini sesungguhnya jauh sebelumnya telah dipraktekkan di sini oleh Kiai Muzakki. Yang membedakan beliau dengan tokoh lainnya adalah pola dakwah yang dilakukannya fidak elitis, melainkan populis, massif dan massal. Itu artinya Kiai Muzakki telah menginjeksi masyarakat sasaran dakwah dengan antibodi yang membuat mereka kebal terhadap pelbagai macam kesulitan hidup yang menimpanya, di bawah bimbingan pola dakwah yang demikian masyarakat jauh lebih mampu hidup survive dalam setiap episode kehidupan yang terus berubah tanpa mengalami kejutan sedikitpun.
Model dakwah yang seperti itu sangat mirip dan seirama dengan apa yang dikembangkan oleh wali songo atau Gus Dur, bagi saya yang demikian itu merupakan model yang tepat dan akan terus menjadi oase dan fatsoen moral bagi kebutuhan masyarakat sampai kapanpun, sebab model ini berlandaskan cinta sejati sehingga tidak pilih kasih dalam melihat segmen dan background masyarakat. Saya kira sudah saatnya semua belajar dari beliau utamanya tentang tipologi dakwah yang dikembangkannya.
Indonesia adalah bangsa yang besar dan menghadapi masalah yang besar pula, saat ini bangsa kita tidak hanya menghadapi krisis multidimensional tetapi juga menghadapi musibah multidimensional, salah satu penyebabnya karena kita terlalu tergantung kepada manajemen modern yang berbingkai kecerdasan intelektual semata dan cenderung mengabaikan aspek kecerdasan spiritual. Fakta historis mestinya menjadi cermin besar bahwa orde baru yang dikelola oleh pakar-pakar profesional dan hebat secara intelektual ternyata tidak mampu keluar dari berbagai krisis yang menimpanya, malah trendnya justru masalah baru kian bertumpuk, di Barat sendiri sebagai pusat pembiakan manajemen modern yang berlandaskan teleskop akal semata faktanya sama sekali tidak berdaya di hadapan hukum alam, yang terjadi pada mereka justru pendangkalan gerak dan capaian hidup dalam maknanya yang luas, kenapa?, karena mereka kehilangan kecerdasan spiritual. Maka problem bangsa ini sesungguhnya tidak dapat diselesaikan dengan pola intelektual mainded, melainkan harus dengan cara sebagaimana dicontohkan para auliya' sejak zaman nabi hingga saat ini.
Menurut saya tidak banyak kiai yang mempunyai skill seperti Kiai Muzakki yang mampu mengembangkan pola dakwah yang dapat menjawab problem kemasyarakatan secara, massif, saya kira kalau fenomena beliau terpublikasi secara luas maka akan lebih banyak Iagi tokoh nasional yang tersedot ke sini untuk merasakan hangat sentuhan kesehajaannya.
Terus terang sejak saya berguru kepada kiai Muzakki dan abah Junaidi Baghdadi dan setelah saya tergabung dalam bahtera dzikir mereka, saya menemukan minimal dua fakta, pertama bahwa dzikir ini sangat efektif menyelesaikan pelbagai persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan, dan kedua saya menyadari sepenuhnya betapa kita tidak pernah punya kekuatan apapun tanpa di back up oleh karomah para auliya. Walhasil, saya sangat yakin dan bersaksi bahwa andai seluruh anak bangsa di negeri tercinta ini mengamalkan secara istiqomah dzikir manaqib sebagaimana dikembangkan Kiai Muzakki,maka seluruh krisis multidimensi yang menimpa bangsa ini akan segera berlalu.
Yang terakhir saya yakin suatu saat nanti dari al-Qodiri ini akan lahir kekuatan nusantara yang menasional yang menjadi penyejuk dan penerang kehidupan, pemberi kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh warga Indonesia, sebab apa yang dilakukan Kyai Muzakki tidak saja berdimensi spiritual tetapi juga kultural, sosial ekonomi dan politik. InsyaAllah bila banyak elit bangsa berkesempatan mencicipi samudera zam-zam penyelamat ala aI-Qodiri niscaya akan segera terwujud baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur di negara tercinta ini, mudah-mudahan saya diberi kekuatan untuk terus istiqomah dalam dzikir di bawah bimbingan beliau.
Saya sepakat bila dikatakan bahwa KH. Ahmad Muzakki Syah adalah figur yang telah "Jadi". Tokoh yang istiqomah mewakafkan seluruh hidupnya hanya untuk umat, keistiqomahannya ditandai oleh konsistensi beliau yang tidak pernah tergiur oleh pesona gemerlap apapun yang selain Allah, pembelaannya terhadap kaum lemah telah menjadi prinsipnya yang tidak bisa ditukar dengan apapun atau dibeli dengan harga berapapun.
3. Tuan Guru Ibrahim Bafadhal (Jamaah Manaqib & Seorang Wartawan Malaysia)
Saya banyak sekali kenangan dengan beliau (KH. Achmad Muzakki Syah) tetapi yang paling berkesan adalah pertemuan awal saya dengan beliau sekitar Februari 2000, sebelumnya saya banyak mendapat kabar dari beberapa kawan wartawan asal Indonesia yang kuliah di Malaysia, tentang KH. Ach. Muzakki Syah tetapi saya menganggapnya sebagai biasa-biasa saja, maka ketika pertama kali saya mendapat kepastian bertemu beliau dari sahabat saya Cholid Ikhsan yang notabene merupakan santri kesayangan KH. Ach. Muzakki Syah, dalam hati saya bergumam inilah kesempatan saya untuk mengukur kualitas tokoh ini secara langsung, saya akan mengkritisinya dengan pemeriksaan cermat lewat kepekaan dan kecerdasan saya. Setelah beberapa lama saya dan tamu-tamu yang lain menunggu di ruang tamu, kemudian pintu terbuka untuknya, dan dari balik pintu dengan style yang anggun bersahaja, muncullah beliau menyapa dan memandangi kami satu persatu dengan akrab. Tiba-tiba tanpa saya duga, saya mengalami badai energi yang bergelombang lewat wajahnya yang teduh berwibawa, dari sorot matanya yang sendu, beliau seakan mengendalikan setiap molekul di ruangan itu, seluruh konsep yang sejak awal telah banting tulang saya susun di kepala serta merta sirna tak tersisa, kewibawannya menghancurkan seluruh citra yang coba saya bayangkan untuk menilainya. Begitu dominannya dia dalam kediriannya sehingga saya menemukan diri saya ditata oleh sesuatu yang berada jauh di luar konsep dan cara saya dalam memproses pengalaman. Kekuatan, keanggunan, kharisma dan dominasi absolut KH Ach. Muzakki Syah telah menghancur leburkan seluruh image sebelumnya yang pernah saya bayangkan tentangnya, beliau adalah manusia yang ikhlas dan punya maqom spiritual tinggi, keberadaannnya membuat semua tokoh besar yang pernah saya temui menjadi amat biasa-biasa saja, jika boleh menggunakan bahasa bombastis, bagi saya beliau adalah makro cosmos kebenaran yang datang melalui Pesantren al-Qodiri Jember Indonesia.
4. H. Ali Mudhari, M.Ag.,(mantan Anggota DPR/MPR RI.)
Saya ini sejak kecil berguru dan berbapak kepada kyai Muzakki dan beliaulah yang menjadikan saya seperti sekarang ini, tidak hanya bagi saya, beliau adalah guru dan bapak bagi siapa saja, kesan saya, Kyai Muzakki adalah figur yang mampu menggabungkan tradisonalitas, modernitas dan naturalitas, ciri tradisionalnya sangat tampak dalam kesahajaan, keikhlasan, ketawadlu'an, pemeliharaan tradisi dan penghormatannya terhadap kiai senior. Sedangkan ciri modernnya ditampakkan dalam bentuk respeknya terhadap keilmuan dan pendidikan tinggi, interaksi sosialnya yang sangat adaptatif sehingga mampu bergaul dan diterima oleh semua kalangan, kendati beliau mampu hening di tengah bising dan mampu menangis di tengah tawa tetapi beliau tidak meninggalkan aspek kewajaran yang berlaku di masyarakat. Sementara ciri naturalnya ditampakkan dengan performennya yang wajar dan tidak aneh-aneh, menjalankan sesuatu secara alami, menghormati sunnatullah, dan pola hidupnya banyak bertolak dari kekuatan alam (Taichi), maka wajar semakin kuat diancam, ancaman itu akan kembali (bahasa madura: mental) pada pengancamnya dengan kekuatan ganda. Ketika saya pamitan berangkat ke Jakarta sebagai salah seorang anggota DPR R.1., beliau sempat memberikan tausiah pada saya, nak... untuk mewujudkan bangsa yang toto tentrem gemah ripah Ioh jinawi sangat dibutuhkan figur-figur yang siap. mewakafkan seluruh hidupnya untuk bangsa dan umat, bukan orang-orang yang memasuki gelanggang hanya dengan keindahan retorika yang mengharapkan tepuk tangan publik, bukan juga intelektual-intelektual tukang atau calo yang suaranya lebih keras dari teriakannya, bukan pula pembela islam dengan cara yang tidak islami, kita tidak butuh figur yang mengejar gelar pahlawan apalagi mengharapkan nama dan gambarnya dipajang di surat kabar, yang kita butuhkan adalah figur yang dapat mengangkat derajat umat islam, meng-islah-kan semua perbedaan, figur yang tanpa make up dan ritus kebesaran, figur yang inklusif yang dapat memberikan artikulasi terhadap nilai pengorbanan ketika ancaman yang datang justru dari dalam dirinya sendiri, figur yang mampu memenangkan pertarungan melawan dirinya sendiri. Jika ingin mengukur kebesaran sesorang dengan pengaruh, kyai Muzakki adalah seorang yang memiliki magnet yang sangat dahsyat, Jika ingin mengukur kebesaran sesorang dengan tawadlu', beliau lebih rendah dari "talpak tana atau pohon kencur", beliau seperti rumput bergoyong yang siap dinjak, diludahi atau diapakan saja, beliau berhasil secara cemerlang` meningkatkan tahap ruhaniyah dan moral suatu komunitas, masyarakat yang tenggelam dalam kebiadaban menjadi komunitas beradab yang penuh cahaya, belum pernah ada orang yang segila beliau dalam mencintai Allah. Beliau datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa sejak Gebang Poreng hingga Brunei Darus salam. Kyai Muzakki bagi saya, seperti kelapa yang semakin tua semakin kental santannya, seperti mata air dikala kehausan mulai datang, seperti samudera yang tak bertepi, seperti akar yang kukuh dan rantingnya menjulang ke langit. Beliau adalah profil ulama yang berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah, sosok moderat dan berpendirian tegas, sosok ulama tradisional, natural dan kontemporer. Prinsipnya kokoh sekokoh karang di tengah ganasnya gelombang, sikapnya lentur selentur ilalang yang tidak patah oleh beban dadakan seberat apa-pun, fikirannya bening sebening senyumnya, dadanya "nyega-rah" dan terbuka untuk siapa saja, hatinya selalu damai sedamai wajahnya.
5.Kyai Junaidi Al-Baghdadi (Imam Besar Dzikir Manaqib Jabotabek)
Sangat sulit bagi saya merangkai dan memilih kata yang tepat untuk mendeskripsikan kesan saya mengenai Abah kyai Muzakki, sebab semua yang ada pada beliau adalah berkesan bagi saya, beliau adalah kesan itu sendiri dan kesan itu adalah beliau sendiri, antara beliau dan kesan adalah satu. Jika "tidak boleh tidak" saya harus mengabstraksikan gemuruh hati saya tentang beliau, maka dari lidah ini hanya muncul tiga kata, pertama, saya mencintai beliau, kedua, beliau adalah segalanya bagi saya, dan ketiga, selama beliau ada, maka Junaidi Baghdadi pasti juga ada.
6. Prof. Dr. Kusmayanto Kadiman, Ph.D. ( Mantan Menristek R.I.)
Walaupun hanya beberapa kali saya bertemu dengan Kyai Muzakki di pesantren al-Qodiri Jember dan di Bandung, tetapi saya langsung sangat akrab dengan beliau, dalam pandangan saya, beliau adalah sosok yang memancarkan kepribadian seorang ulama yang mantap dan istiqomah, sosok ulama tipikal masa depan yang mampu memberikan solusi dan penyelesaian kongkrit atas sejumlah derita yang dialami sebagian besar manusia modern. Beliau adalah dokter spiritual yang berperan mengobati sejumlah penyakit hati dan menampung segala tumpahan keluh kesah masyarakat serta siap memberikan keteduhan pada mereka semua. Bagi orang yang lain Kyai Muzakki mungkin biasa saja, tapi bagi saya keberadaan beliau laksana air telaga yang tenang serta menenangkan, laksana awan yang menaungi semua benda di bawahnya, laksana air hujan yang membasahi semuanya, baik atau pun jahat.
7. Brigjen H. Mudjiono (Kasdam V Brawijaya)
Kyai Muzakki dalam pandangan saya merupakan sosok ulama yang berpendirian, tutur katanya lembut dan melankolis, isi pembicaraannya mendalam bahkan menukik dan keberadaannya membawa banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya, bila disanjung beliau tertunduk sedih, bila dicela beliau tersenyum. Fatwa-fatwa beliau memukau bagaikan sihir, banyak, ulasan aktual beliau yang menyentuh dan menyayat relung batin yang tak jarang membuat pendengarnya tersedu, menjerit dan menyadari apa sebenarnya makna hidup ini, fikiran-fikiran beliau visioner, tajam dan menukik, bukan saja karena membongkar mainstream yang oleh banyak orang diyakini benar tetapi juga "berani" mengungkap sesuatu yang oleh sebagian orang dianggap tabu, statemennya kadang juga keras "menjewer" banyak pihak tetapi tentu dengan hujjah yang tak terbantahkan, bahasannya sederhana, mudah difahami, merakyat dan renyah serenyah tipologi orangnya.
8. Prof. Dr. H. Qodri Azizi, M.A.
Saya termasuk salah seorang yang cukup sering sowan kepada Kyai Muzakki, kesan saya, beliau adalah salah seorang ulama yang telah sempurna menguasai ilrnu hati, beliau mampu memberikan maaf kepada orang lain ketika hatinya sedang bergejolak, mampu bersikap dermawan kendati dirinya dalam keadaan sangat butuh, mampu menjaga hukum agama kendati dalam keadaan sepi dan mampu berkata benar dan jujur kendati di hadapan siapapun dan berisiko apapun. Selain itu beliau juga merupakan sosok yang mempunyai integritas, kejujuran, keberanian dan ketulusan hati dalam melakukan perbaikan moralitas masyarakat, fatwa-fatwanya merupakan shock therapy dalam membangkitkan kesadaran umat islam untuk lebih maju dan berprestasi menjadi umat terbaik.
9. Prof. Dr. KH. Said Agil Sirdj, M.A. (Ketua Umum PBNU)
Bagi saya Kiai Muzakki adalah figur yang istiqomah menjadikan hatinya sebagai qolbul khosi' li dzikrillah, sehingga basyariahnya, dlomirya dan fuadnya berfungsi dengan baik dalam kehidupan keseharian beliau. Saat ini Kyai Muzakki merupakan sedikit ulama yang dengan kekuatan dzikirnya mampu membangun secara menakjubkan "hati" masyarakat menjadi "qolbun salim". Dzikir yang dikembangkan dan dimasyarakatkan beliau selain mengandung spirit pembebasan manusia dari segala bentuk peminggiran, ketertindasan dan diskriminasi, juga merupakan antibodi yang menyebabkan sebagian masyarakat mempunyai daya tahan terhadap berbagai macam kesulitan hidup yang menimpanya.
EmoticonEmoticon