Saya sudah 24 tahun menjadi Driver Pribadi Kiai Muzakki (tahun 1992-hingga sekarang), sudah banyak sekali kekaromahan yang beliau nampakkan pada saya dan juga mutiara-mutiara hikmah yang mungkin tak saya dapatkan di bangku kuliah. Semua itu saya dapatkan ketika saya berada dalam satu mobil bersama kiai atau pun juga di tempat acara berlangsung.
Cerita ke-1 [2 gelas Aqua pengganti Oli]
Pada tahun 1996/1997 (saya agak lupa), saya diajak kiai untuk pengajian di Probolinggo. Waktu itu pengajian sangat penuh sekali, hingga seluruh lapangan terisi penuh, berjubel semua jamaah manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Cerita ini nyata, sayalah saksi hidupnya. Ceritanya begini,
ketika pulang dari pengajian tersebut, diperjalanan, kami melihat sebuah mobil Pick up / colt pick up Jama’ah Manaqib berhenti di pinggir jalan. Beberapa orang jamaah laki-laki dan perempuan, dan ada juga beberapa anak-anak kecil menunggu di luar di dekat mobil tersebut.
“Leee….ada apa itu, coba berhenti sebentar,tanyakan pada mereka ada apa, sepertinya mereka jamaah manaqib” kata kiai.
“Enggih Kiai” kata saya.
Lalu saya memberhentikan mobil dan keluar mendatangi mobil pick up tersebut. Lalu saya Tanya,
“Ada apa pak mobilnya”
“Ini mas, bensinnya habis.”
Lalu saya matur ke kiai,
“Kiai, mobilnya kehabisan bensin. Untuk membeli bensin masih jauh dari sini,Kyai”.
Setelah mendengar penjelasan saya, lalu Kiai mengambil Air Aqua dua gelas yang sudah tersediah dalam mobil yang didapat beliau dari pengajian tadi, dilobangilah Air Aqua tersebut dengan Jari beliau hingga berlobang, dan setelah itu ditiup. Setelah itu diberikannya Air Aqua dua gelas tersebut pada saya.
“Iki lee, berikan kepada pak sopirnya tadi, suruh masukkan ke tangki Oli-nya”. Saya sempat tercengang, saya gak habis piker, kok bisa-bisanya Kiai menyuruh saya memasukkan air ke dalam tangki Olie. Ada-ada saya Kiai, namun semua itu hanya saya pendam di dalam hati. Tak mungkin berani saya mengatakannya. Karena saya seorang santri, santri itu kan harus SENDIKO DAWUH APAPUN KATA KIAI. Pad waktu itu Saya hanya bisa menjawab, “Inggih kiai”, itu saja.
Saya gak berani protes, namun dalam hati saya menolak, gimana sih, kok disuruh masukkan Air Aqua dalam tangki Oli. Tapi ya sudahlah, yang penting saya berikan ke sopirnya.
“Ini pak sopir, oleh Kiai suruh masukkan Air Aqua ini ke dalam tangki oli.”
Dengan raut muka agak keheranan seraya tak percaya, pak sopir tersebut memasukkan Air Aqua dua gelas tersebut kedalam tangki, setelah dimasukkan, sopir tersebut masuk ke dalam mobil dan mencoba menghidupkan mobilnya, dan ternyata…,apa yang terjadi para hadirin?
TETAP MATI. Namanya juga air. Batin saya. Dari kejauhan kiai memanggil pak sopir,
“Pak sopir……, ayo di hidupkan mobilnya. Kok dibiarkan saja.”
Bahkan orang-orang yang diluar disuruh masuk. Mereka melihat heran dengan perintah kiai, gimana sih kiai, mobilnya dimasuki air sebagai ganti bensin, apa bisa hidup. Namun para jamaah tak satupun yang berani bicara. Akhirnya semuanya masuk ke dalam mobil.
Kiai dari kejauhan berkata lagi,
“loooh,,, ayo…. Semuanya masuk. Jangan diluar. Ayo masuk kedalam . setelah ini mobilnya berangat”.
Dan ternyata…………. Setelah dihidupakan ke tiga kalinya, dengan aneh bin ajaib, mobil tersebut hidup. Orang-orang yang berada di dalam mobil geger semua. “Lohhhh, kok bisa ya….kok bisa ya….,”
Setelah hidup , kiai bilang ke sopir tersebut,
“Nanti kalau sudah menemukan pom bensin, segera belikan bensin.”
Inggih Kiai,” jawab Pak sopir.
Dan akhirnya kita pulang.
Cerita ke-1 [2 gelas Aqua pengganti Oli]
Pada tahun 1996/1997 (saya agak lupa), saya diajak kiai untuk pengajian di Probolinggo. Waktu itu pengajian sangat penuh sekali, hingga seluruh lapangan terisi penuh, berjubel semua jamaah manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Cerita ini nyata, sayalah saksi hidupnya. Ceritanya begini,
ketika pulang dari pengajian tersebut, diperjalanan, kami melihat sebuah mobil Pick up / colt pick up Jama’ah Manaqib berhenti di pinggir jalan. Beberapa orang jamaah laki-laki dan perempuan, dan ada juga beberapa anak-anak kecil menunggu di luar di dekat mobil tersebut.
“Leee….ada apa itu, coba berhenti sebentar,tanyakan pada mereka ada apa, sepertinya mereka jamaah manaqib” kata kiai.
“Enggih Kiai” kata saya.
Lalu saya memberhentikan mobil dan keluar mendatangi mobil pick up tersebut. Lalu saya Tanya,
“Ada apa pak mobilnya”
“Ini mas, bensinnya habis.”
Lalu saya matur ke kiai,
“Kiai, mobilnya kehabisan bensin. Untuk membeli bensin masih jauh dari sini,Kyai”.
Setelah mendengar penjelasan saya, lalu Kiai mengambil Air Aqua dua gelas yang sudah tersediah dalam mobil yang didapat beliau dari pengajian tadi, dilobangilah Air Aqua tersebut dengan Jari beliau hingga berlobang, dan setelah itu ditiup. Setelah itu diberikannya Air Aqua dua gelas tersebut pada saya.
“Iki lee, berikan kepada pak sopirnya tadi, suruh masukkan ke tangki Oli-nya”. Saya sempat tercengang, saya gak habis piker, kok bisa-bisanya Kiai menyuruh saya memasukkan air ke dalam tangki Olie. Ada-ada saya Kiai, namun semua itu hanya saya pendam di dalam hati. Tak mungkin berani saya mengatakannya. Karena saya seorang santri, santri itu kan harus SENDIKO DAWUH APAPUN KATA KIAI. Pad waktu itu Saya hanya bisa menjawab, “Inggih kiai”, itu saja.
Saya gak berani protes, namun dalam hati saya menolak, gimana sih, kok disuruh masukkan Air Aqua dalam tangki Oli. Tapi ya sudahlah, yang penting saya berikan ke sopirnya.
“Ini pak sopir, oleh Kiai suruh masukkan Air Aqua ini ke dalam tangki oli.”
Dengan raut muka agak keheranan seraya tak percaya, pak sopir tersebut memasukkan Air Aqua dua gelas tersebut kedalam tangki, setelah dimasukkan, sopir tersebut masuk ke dalam mobil dan mencoba menghidupkan mobilnya, dan ternyata…,apa yang terjadi para hadirin?
TETAP MATI. Namanya juga air. Batin saya. Dari kejauhan kiai memanggil pak sopir,
“Pak sopir……, ayo di hidupkan mobilnya. Kok dibiarkan saja.”
Bahkan orang-orang yang diluar disuruh masuk. Mereka melihat heran dengan perintah kiai, gimana sih kiai, mobilnya dimasuki air sebagai ganti bensin, apa bisa hidup. Namun para jamaah tak satupun yang berani bicara. Akhirnya semuanya masuk ke dalam mobil.
Kiai dari kejauhan berkata lagi,
“loooh,,, ayo…. Semuanya masuk. Jangan diluar. Ayo masuk kedalam . setelah ini mobilnya berangat”.
Dan ternyata…………. Setelah dihidupakan ke tiga kalinya, dengan aneh bin ajaib, mobil tersebut hidup. Orang-orang yang berada di dalam mobil geger semua. “Lohhhh, kok bisa ya….kok bisa ya….,”
Setelah hidup , kiai bilang ke sopir tersebut,
“Nanti kalau sudah menemukan pom bensin, segera belikan bensin.”
Inggih Kiai,” jawab Pak sopir.
Dan akhirnya kita pulang.
Cerita tidak berhenti sampai disitu, keesokan harinya saya bertemu dengan sopir tersebut, dan dia mengatakan, tadi malam saya tidak langsung beli bensin, tapi saya buat jalan-jalan terus, sambil saya ingin membuktikan karomahnya kiai muzakki dengan dua aqua gelas tersebut, saya ingin tahu seberapa jauh habisnya bensin dua gelas tersebut, dan ternyata mobil saya dengan bensin aqua dua gelas tersebut berhenti setelah perjalanan kurang lebih 45 kilometer.
Cerita ini tidak hanya di tempat ini saja, ada juga cerita yang dibondowoso. Dan juga cerita sepeda motor milik banser pasuruan yang kehabisan bensin. Obatnya sama, yaitu dua gelas Aqua gelas dimasukkan dalam tangi.
Cerita ini di diperoleh dari Ustad Abdul Rohim,S.Ag, beliau adalah Guru di MTs Al-Qodiri dan hingga kini masih Menjadi Driver Pribadi Kiai kemanapun Kiai mengisi pengajian, terutama Ke Bali dan Probolinggo)
Silahkan ditunggu pengalaman Ustad Abdul Rohim selanjutnya. (kantor pengurus putra, 5 November 2016)
Cerita ini tidak hanya di tempat ini saja, ada juga cerita yang dibondowoso. Dan juga cerita sepeda motor milik banser pasuruan yang kehabisan bensin. Obatnya sama, yaitu dua gelas Aqua gelas dimasukkan dalam tangi.
Cerita ini di diperoleh dari Ustad Abdul Rohim,S.Ag, beliau adalah Guru di MTs Al-Qodiri dan hingga kini masih Menjadi Driver Pribadi Kiai kemanapun Kiai mengisi pengajian, terutama Ke Bali dan Probolinggo)
Silahkan ditunggu pengalaman Ustad Abdul Rohim selanjutnya. (kantor pengurus putra, 5 November 2016)
EmoticonEmoticon