Minggu, 05 Mei 2024

PROFIL PESANTREN AL-QODIRI



Profil Pesantren Al-Qodiri Jember

Informasi Umum:

- Nama Pesantren: Pesantren Al-Qodiri Jember

- Lokasi: Jalan Manggar 139 A - Gebang Poreng - Patrang - Jember

- Telepon: 0812-1322-3233

- Email: pesantren@alqodiri.net

- Kode Pos : 68117

- Situs Web: alqodiri.net


Sejarah Perkembangan Pesantren al-Qodiri

Setelah menghabiskan waktu bertapa di Gua Payudan Madura pada tahun 1973, Kyai Muzakki Syah kembali ke kampung halamannya di Gebang Poreng untuk bertemu dengan keluarga dan kerabatnya. Kedatangannya disambut dengan kegembiraan dan keharuan yang luar biasa oleh istri dan putranya yang kini telah berusia 3 tahun. Bagaimana tidak, sejak ia pergi dua tahun sebelumnya pada tahun 1971, putranya yang dulu masih bayi, kini telah tumbuh menjadi anak yang kecil dan menggemaskan.

Selama hampir dua bulan, Kyai Muzakki memperhatikan perkembangan sosial dan keagamaan di Gebang Poreng. Baginya, situasi di desa tersebut tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Suara adzan masih jarang terdengar, sedikit yang melakukan sholat, dan yang lebih sering terjadi adalah tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan judi, yang ada waktu itu hanya sebuah mushola kecil di pojok dusun yang konon mengajarkan agama sejati (agama eling) di bawah pimpinan Bapak Astumi. Gebang Poreng masih tetap seperti dulu, belum ada listrik, gelap segelap hati masyarakatnya.

Realitas umat yang memprihatinkan tersebut, mendorong Kyai Muzakki mendirikan sebuah musholla walau amat sederhana dan terbuat dari gedek, dalam pandangan Kyai Muzakki, sesungguhnya yang essensial dari sebuah musholla atau masjid bukan bangunan fisiknya, melainkan efektifitas fungsinya sebagai pusat peribadatan dan da'wah, pusat aktifitas agama, pusat pembinaan umat, pusat pengokoh ukhuwah islamiyah, sarana perjuangan, pusat syiar, ta'lim, ta'dzib dan tarbiyah, pusat pertemuan dan pusat kegiatan sosial.

Sebagai upaya memakmurkan musholla yang telah didirikannya itu, Kyai Muzakki mulai istiqomah memimpin sholat maktubah secara berjamaah dengan anggota keluarganya, sanak famili dan tetangga dekatnya, dan bersama mereka pula, setiap ba'da maghrib Kyai Muzakki mengajar anak-anak kecil membaca al-Qur'an, setiap ba'da isya' membaca dzikir manaqib syekh Abdul qodir Jailani, dan setiap ba'da subuh membaca tafsir surat yasin.

Semakin hari, masyarakat yang berjamaah di musholla tersebut terus bertambah, bahkan ada dua orang santri yang menetap di musholla itu sebagai muadzin yang kemudian dibuatkan gubuk oleh Kyai Muzakki sebagai tempat menginap mereka, menurut keterangan KH. Ridlwan, sejak berdirinya musholla itu, nuansa keagamaan di Gebang Poreng sedikit demi sedikit mulai menggeliat, gema adzan dan dzikir puji-pujian mulai membahana di setiap waktu menjelang sholat maktubah.

Sekitar tahun 1976 berawal dari pertemuannya dengan ust. Abd. Jailani sahabat karibnya yang terkenal pandai membaca kitab kuning ketika masih nyantri di Pondok Pesantren  al-Fatah dulu, keinginan Kyai Muzakki untuk mendirikan pondok pesantren semakin mantap, diajaklah temannya itu untuk tinggal bersamanya di Gebang guna bersama-sama membina dan membesarkan pesantren yang hendak dibangunnya itu. Selang beberapa hari setelah ust. Abd. Jailani menyetujui ajakan Kyai/ Muzakki, maka pada tanggal 19 Robi'us Tsani 1397 H bertepatan dengan tanggal 16 Mei 1976 M didirikanlah bangunan pessantren di atas tanah seluas 5000 M2, yang kemudian di beri nama "Pondok Pesantren al-Qodiri" Jember.

Pemberian nama al-Qodiri menurut penuturan ust. Abd. Jailani didasarkan pada beberapa hal, pertama disandarkan pada asma Allah "al-Qaadir" yang berarti dzat yang maha kuasa di atas segala-galanya. Penyandaran kepada asma Allah tersebut dimaksudkan agar kuasa Allah terpusat di lembaga ini sehingga seluruh tamu yang datang, para santri, jama'ah, atau siapa saja yang datang ke Pondok Pesantren Al-Qodiri dikabulkan semua hajatnya, sebab Allah maha kuasa atas segala sesuatu termasuk mengabulkan hajat-hajat mereka. 

Kedua, nama Al-Qodiri disandarkan pada nama besar syeh Abdul Qodir Jailani, sebab sejak Kyai Muzakki masih dalam kandungan, abahnya (Kyai Syaha) telah mengistiqomahkan dzikir manaqib syeh Abdul Qodir Jailani untuknya, juga Kyai Muzakki sendiri sejak usia kelas 2 SD sudah mengamalkan dzikir manaqib yang sama, penyandaran kepada nama syeh Abdul Qodir Jailani, dimaksudkan agar lembaga ini kelak mendapat siraman karomah sebesar karomahnya syeh Abdul Qodir Jailani.

Ketiga, penamaan tersebut didasarkan pada hasil istikharah dan petunjuk ghaib yang diterima jauh sebelumnya oleh KH. Achmad Muzakki Syah sendiri.

Menurut cerita H. Nurul Yaqin, suatu sore di tahun 1974, ketika habis ngimami sholat ashar, Kyai Muzakki memanggil salah seorang jamaahnya yang bernama Pusakah (asal Tempurejo Jember) untuk memijatnya, sambil dipijat beliau bilang pada Pusakah menggunakan bahasa Madura. "toraeh yeh, sengkok paghik maddigah pesantren se phekal ekennengngih ebuen santreh lake' bini' derih mandimman, bi' sengkok pesantren jeriyeh enyamaennah al-Qodiri", kurang lebih kalau dibahasa Indonesiakan menjadi seperti ini "perhatikan ya, saya nanti akan mendirikan pesantren yang akan dihuni ribuan santri putra-putri yang berasal dari berbagai tempat, pesantren itu akan saya beri nama Al-Qodiri".

Hampir senada, menurut ust. H. Rifa'i Ikhsan, sesuai penjelasan Kyai Muzakki, pemilihan nama Al-Qodiri selain berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, juga merujuk pada makna "Al-Qodar" yang terdapat dalam lailatul qodar. 

Hampir senada, menurut ust. H. Rifa'i Ikhsan, sesuai penjelasan Kyai Muzakki, pemilihan nama al-Qodiri selain ber- dasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, juga merujuk pada makna "al-Qodar" yang terdapat dalam lailatul qodar, sebab seperti makium setiap bulan puasa Kyai Muzakki bersa ma seluruh warga di pesantren ini diwajibkan tidak tidur malam sebulan penuh untuk melakukan sholat malam dan i'tikaf guna memperoleh lailatul qodar agar memperoleh baro- kah dan karomah yang "masaqih" (lengkap) sebagaimana di tauziahkan Kyai Syaha ketika Kyai Muzakki masih anak-anak.

Makna al-Qadr sendiri menurut al-Qur'an adalah: (1) malam penetapan Allah atas perjalanan hidup manusia ke depan, hal tersebut didasarkan pada Surat ad-Dukhan: 3, 4 dan 5:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِّنْ عِندِنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul,

(2) Al-Qodr berarti malam kemuliaan, ia mulia tiada tandingannya, karena selain terpilih sebagai malam turunnya al-Qur'an, juga karena ia menjadi titik tolak dari segala kemulyaan yang dapat dicapai. Pendapat ini merujuk pada firman Allah:

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ إِذْ قَالُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِّن شَىْءٍ ۗ قُلْ مَنْ أَنزَلَ ٱلْكِتَٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِّلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُۥ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا ۖ وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُوٓا۟ أَنتُمْ وَلَآ ءَابَآؤُكُمْ ۖ قُلِ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ

Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

(3) Al-Qodr bermakna "sempit", maksudnya malam tersebut menjadi sempit, karena banyaknya para malaikat yang turun ke bumi sebagaimana ditegaskan ayat ke 4 pada surat Al-Qadr.

   تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Arti serupa dapat juga dilihat pada surat Ar-Ra'd ayat 26:

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٌ
Artinya: Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

Maka dengan nama "al-Qodiri" dimaksudkan (a) agar kuasa Allah terpusat di lembaga ini sehingga seluruh tamu yang datang, para santri, jamaah, atau siapapun yang datang ke Al-Qodiri dikabulkan semua hajatnya, sebab Allah maha kuasa atas segala sesuatu, termasuk mengabulkan hajat-hajat mere ka. (b) agar pesantren tersebut diberkati dan ditetapkan oleh Allah sebagai lembaga yang penuh hikmah yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi agama dan kemanusiaan. (c) agar pesantren tersebut diberi kemuliaan yang tiada tandingan-nya untuk ditularkan sebagai rahmat bagi sekalian alam. (d) agar di pesantren tersebut penuh dengan para malaikat yang terus menjaga dan mendoakan, mengawal kuasa Allah, menetapkan segala urusan besar yang penuh hikmah menuju kebaikan hidup sampai terbit fajar kehidupannya yang baru di hari akhirat kelak.

Dengan nama Al-Qodiri diharapkan kuasa Allah dan lailatul qodar selalu turun di pesantren ini, sehingga menjadikan seluruh komunitasnya, santri, jamaah, dan para tamu yang datang ke Al-Qodiri terkabul hajatnya, dan juga selalu didoakan para malaikat agar jiwanya selalu terdorong untuk melakukan kebaikan, menjauhi kebathilan, kontrol kemanusiannya berfungsi secara baik, serta yang bersangkutan selalu merasakan salam (rasa aman dan damai), terbebas dari penyakit batin seperti dengki dan riya'.

Dengan nama al-Qodiri diharapkan lailatul qodar dan kuasa Allah selalu turun di pesantren ini, sehingga menjadikan seluruh komunitasnya, santri, jamaah, dan para tamu yang datang ke Al-Qodiri mencapai kedamaian dan ketentraman hati dan mengantar mereka menuju minadzzulumati ilannnuril hidayah, dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada pencerahan, dari lalai kepada ingat, hianah kepada amanah, riya' kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dari sombong kepada tahu diri, dari takabbur kepada tasyakkur, dan seluruh hidupnya senantiasa dipenuhi berkah dari Allah Swt.

Sebagai seorang yang mempunyai kemampuan jitu dalam memprediksi tren masa depan, keputusan Kyai Muzakki memilih pesantren sebagai titik tolak perjuangannya dalam proses pencerahan masyarakat adalah sesuatu yang akurat, sebab pesantren dengan segala karakteristiknya telah teruji kemampuannya melewati berbagai episode zaman, serta turut memberikan andil yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat.

Dalam pandangan Kyai Muzakki, dunia pesantren adalah dunia yang mewarisi dan memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa kemasa, karena nya tidak sulit bagi dunia pesantren melakukan adjustment dan readjustment terhadap berbagai perubahan yang terjadi.

Santri pertama yang mondok di Al-Qodiri tahun 1976 berjumlah 9 orang semuanya berasal dari desa Paleran kecmatan Puger, Jember. Kian hari, seiring dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap performa dan tipologi pesantren Al-Qodiri yang semakin mantap, jumlah santripun terus bertambah. Menurut kesaksian KH. Ma'ruf, perkembangan spektakuler dari pesantren ini terjadi di tahun 1984, di tahun itu, jumlah santri yang mondok, jamaah yang ikut dzikir manaqib, tamu-tamu yang membutuhkan bantuan Kyai Muzakki dan undangan pengajian untuk berceramah dari berbagai daerah baik dari dalam atau luar jawa timur mengalami perkembangan yang amat sangat pesat.

Tiap tahun pesantren Al-Qodiri terus mendapat tambahan santri dari berbagai daerah, dan di tahun 1985 jumlah santri putra-putri sudah mencapai 900 orang, seiring dengan perkembangan yang kian signifikan tersebut, sarana yang tersedia, terutama tanah seluas 5000 M² dan bangunan yang ada sudah tidak mampu lagi menampung jumlah para santri, maka sejak tahun 1986 pesantren Al-Qodiri pindah ke utara menempati lokasi yang lebih luas, yang memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Saat ini Pondok Pesantren Al-Qodiri menempati tanah seluas 28 hektar dengan jumlah santri putra- putri sekitar 4000 orang lebih. (Data ini berdasarkan Buku Mutiara Ditengah Samudera, karya Ach. Hefni Zain dan Moch. Holili pada bulan Januari 2007).



Visi dan Misi

Visi: 

Mencetak insan yang religius, cerdas, berakhlaqul karimah, mandiri dan kompetitif 

Misi: 

1. Mendidik santri agar memiliki kekokohan akidah, kedalaman spiritual, keluasan ilmu dan ketrampilan serta keluhuran budi pekerti.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian yang bernafaskan Islami.
3. Mengembangkan manajemen pesantren terpadu di level nasional maupun internasional.
4. Memberikan pelayanan terbaik dan keteladanan atas dasar nilai-nilai islam yang inklusif dan humanis, serta mengembangkan kemitraan dengan institusi lain baik regional maupun internasional.


**Kepemimpinan**

- Pengasuh: KH Achmad Muzakki Syah

- Pendiri: KH Achmad Muzakki Syah


**Fasilitas**

Pesantren Al-Qodiri Jember dilengkapi dengan fasilitas modern dan memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, antara lain:

- Masjid utama dengan kapasitas ribuan jamaah

- Bangunan asrama santri yang nyaman dan aman

- Ruang kelas yang dilengkapi dengan peralatan pengajaran modern

- Perpustakaan dengan koleksi buku-buku agama dan referensi lainnya

- Laboratorium komputer dan bahasa

- Lapangan olahraga yang luas

- Tempat wisatawan yang nyaman bagi pengunjung


**Program Pendidikan**

Pesantren Al-Qodiri Jember menawarkan berbagai program pendidikan Islam yang komprehensif, antara lain:

- Tahfidz Al-Qur'an

- Pengajian kitab kuning

- Pelajaran umum: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris

- Kursus tajwid dan tahsin

- Kegiatan ekstrakurikuler: Seni budaya, olahraga, dan kegiatan sosial


**Kurikulum**

Kurikulum di Pesantren Al-Qodiri Jember dikembangkan dengan memadukan pendekatan agama dan akademik, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan berkualitas.


**Kegiatan Ekstrakurikuler**

Pesantren Al-Qodiri Jember menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang beragam untuk mengembangkan potensi santri di bidang seni, olahraga, dan sosial.


**Penghargaan dan Prestasi**

Pesantren Al-Qodiri Jember telah meraih berbagai penghargaan dan prestasi dalam bidang pendidikan dan keagamaan, yang menjadi bukti komitmen dan dedikasi kami dalam memberikan pendidikan yang berkualitas.


**Kemitraan dan Kerjasama**

Pesantren Al-Qodiri Jember menjalin berbagai kemitraan dan kerjasama dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat.


**Galeri Foto**

Kunjungi situs web kami untuk melihat galeri foto kegiatan dan fasilitas Pesantren Al-Qodiri Jember.


**Kontak**

Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan, silakan hubungi kami melalui telepon atau email yang tertera di atas.


---


Harap diingat bahwa profil pesantren sebenarnya akan disesuaikan dengan keadaan unik dari Pesantren Al-Qodiri Jember, termasuk sejarah, visi, dan misi yang mungkin berbeda dengan contoh di atas.


EmoticonEmoticon