Dzikir manaqib Syaikh Abdul Qodiri al-Jailani R.A yang dikembangakan Kiai Muzakki bukanlah tarekat sebagaimana umumnya, melainkan lebih berbentuk amalan dzikir atau majelis dzikir.
Menurut pengakuan Beliau kendati dirinya sangat respek terhadap tarekat yang ada di tanah air tetapi beliau tidak mengikuti tarekat-tarekat itu, kalau sampean tanya, saya mengikuti tarekat yang mana? maka saya tegaskan bahwa tarekat saya adalah tarekat Rasulullah, saya hanya mengikuti tarekat Muhammad Rasulullah saw. "Laa tarikah illa bi thoriqatu Muhammad Rasulullah saw" kata beliau.
Tarekat Rasululllah dalam pandangan Kiai Muzakki adalah segala sesuatu yang dicontohkan baginda Rasulullah saw, baik menyangkut akhlaq, keyaqinan, cara beribadah, maupun menyangkut karakteristik, sifat-sifat dan prinsip hidup yang diterapkan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Namun menurut Kiai Muzakki terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan sebelum seseorang mengamalkan dzikir manaqib Syaikh Abdul Qodir al-Jailani R.A:
Pertama, harus dilandasi niat yang ikhlas lillah billah, lirosul birrosul. Semata-mata untuk beribadah dan mencari ridho Allah.
Kedua, dalam berdoa tidak dibenarkan meminta kepada Syaikh Abdul Qodir al-Jailani R.A, sebab dia hanya sebuah wasilah bukan pemegang otoritas pengabul doa, yang punya kewenangan mengabulkan doa hanyalah Allah semata.
Ketiga, sebelum menyampaikan permohonan kepada Allah, sebaiknya diawali dengan bertaubat atas dosa-dosanya kemudian mohon dikuatkan imannya, lalu berdoa kepada Allah dengan khusu' dan penuh keyakinan bahwa Allah kuasa mengabulkan semua doa yang disampaikan.
keempat, dalam melakukan wirid di atas harus dalam keadaan suci, menghadap kiblat dan dilakukan secara istiqomah dengan etos tak kenal menyerah.
EmoticonEmoticon