Manfaat dzikir manaqib di bawah Imam besar KH Achamd Muzakki Syah sejatinya tidak berbeda dengan manfaat dzikir lainnya secara umum, yakni dalam rangka taqarrub ilallah.
Di sampaikan dalam Al-Qur'an surah al-baqarah ayat 152
"Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu".Ketika seseorang ingat Allah dalam keadaan apapun, maka Allah akan mengingatnya dalam keadaan yang lebih baik daripada itu.
Dalam banyak hadits disebutkan:
"Aku [Allah] bersama prasangka hamba-Ku dan aku bersamanya jika ia mengingat-Ku, bila ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku akan ingat ia dalam diri-Ku"
[HR. Bukhori Muslim]
"Tidaklah suatu kaum yang berdiri, duduk berkumpul dalam majlis dzikir, melainkan Allah dikelilingi para malaikat bergabung bersama mereka untuk menjawab segala doa dan mengabulkan segala permohonan" [HR. Ibnu Majah]
"Keberuntungan yang diperoleh dari majelis dzikir adalah surga atau kebahagiaan dunia akhirat." [HR. Ahmad]
"Sesungguhnya berdzikir kepada Allah adalah penyembuhan yang paling efektif" [HR. Baihaqi]
"Tiada amal perbuatan anak adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah daripada dzikrullah." [HR. Ahmad]
"Sesungguhnya perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah bagaikan orang lari dari kejaran musuh sehingga ia sampai pada sebuah benteng dan ia berlindung didalamnya untuk menyelamatkan dirinya." [HR. ad-Dailamy].
Yang membedakan dzikir Kiai Muzakki dengan lainnya adalah terletak pada aspek wasilah [perantara], disebutkan dalam al-Qur'an "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan [wasilah] yang mendekatkan diri pada-Nya dan berjuanglah di jalan Allah agar kalian menjadi orang yang bertaqwa." [QS. 5:35]
Dalam hadits Qudsi disebutkan
"Sesungguhnya Allah adalah suci, tidak diterima kecuali yang suci pula".
Maka pada dzikir Kiai Muzakki permohonan dan doa disampaikan pada Allah swt melalui wasilah orang-orang suci para kekasih Allah [wali Allah] terutama rajanya para wali yakni Sulthonul Auliya' Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA.
Disampaikan dalam sebuah hadits
"barang siapa yang ingin dicintai Allah, merapatlah dengan para kekasih Allah [waliyullah], duduklah bersama mereka, bergabunglah dengan mereka, maka kalian akan terciprati cahaya ruhaniyah mereka, kalian akan dibasahi oleh pancaran kecintaan Allah melalui mereka." [HR Ibnu Mas'ud]
Disinilah keutamaann dzikir manaqib di bawah pimpinan Kiai Muzakki Syah, doa beliau diajukan kepada Allah tidak sendirian melainkan di back up dan dikawal oleh Sulthon Auliya' dan sejumlah para wali yang lain sehingga daya kabulnya menjadi sangat efektif, maka efektif tidaknya sebuah doa bukan ditentukan oleh rangkaian huruf-huruf dan lafadznya, ia hanyalah sebuah alat, siapapun bisa mengucapkannya, tetapi ketika alat itu dimainkan oleh Sulthon Auliya', sang pencinta sejati, maka alunan nada, getar aura dan ketajaman alat itu menjadi berbeda dihadapan Allah.
Sang pencinta yang hatinya telah bersatu [kal wahid] dengan Allah al-Mahbub [fil mahabbah], desahnya selalu direspon oleh Allah swt. dan kehendak-Nya adalah wujud nyata, kapan saja.
EmoticonEmoticon