Minggu, 03 Juni 2018

KIAI MUZAKKI [HUJAN REDA SETELAH BACA FATIHAH]


Entah tahun berapa aku lupa. Tapi yang jelas, semua itu masih terngiang dalam hidupku. Suatu hari ketika Jum’at legi [Manis], setelah shalat Maghrib hingga Isya’, di pesantren Al-Qodiri, seperti biasanya, banyak sekali dipadati oleh Para Jama’ah Manaqib dari berbagai Kota, bahkan hingga luar negeri.
Pada waktu itu, setelah shalat Maghrib hingga waktu Shalat isya’, hujan mengguyur pesantren Al-Qodiri dengan derasnya. Hingga aku tak pergi jama’ah ke Masjid Walisongo untuk berjama’ah dengan Kiai pun juga aku gak jama’ah karena di Masjid Walisongo baik atas maupun bawah sudah penuh dengan Para Jama’ah. Dan akhirnya aku berjam’ah didepan kamarku. Yaitu lantai tiga di sebelah selatan Masjid Walisongo [wilayah English Camp].
Pada waktu itu yang jadi Imam shalat isya’ adalah Kiai Muzakki. Dan shalat isya’pun dilaksanakan hingga selesai dan dilanjutkan dengan dzikir sebentar.
Suasana di luar masjid semakin tidak tenang. Hujan semakin deras hingga suara Kiai Muzakki yang di dalam masjid tidak terlalu terdengar olehku di depan wilayah.
Karena hujan yang juga tak mereda sama sekali, akhirnya setelah dzikir Kiai Muzakki Tanya pada Jama’ah:
                “Di luar hujan ya?”
                “Inggih” Jawab Para Jama’ah,
                “Mari Baca Fatihah Tujuh Kali, Alfatihah……” kata Kiai Muzakki.
Aneh serasa tak percaya, hujan yang begitu deras, setelah dibacakan Fatihah tiga kali, tidak sampai tujuh kali, ternyata hujan yang tadinya sangat deras, langsung berhenti.
Subhanallah, itulah salah satu kisah yang saya rasakan ketika belajar di pesantren Al-Qodiri 1 Jember tentang Kiai Muzakki.
Sumber : Alumni Santri Al-Qodiri, FIkri Farikhin.


EmoticonEmoticon