Senin, 02 Desember 2019

KIAI MUZAKKI MENGHIDUPKAN MOBIL TANPA KONTAK


Dulu saya pernah diajak pengajian oleh Kiai Muzakki. Pada waktu itu pengajiannya di Bondowoso. Kecamatan Wonosari di dua tempat pengajian. Pada waktu itu membawa dua mobil. Mobil Taruna yang dikendarai oleh Nyai Halimah dan yang satunya lagi adalah mobil Kijang Kapsul yang dipakai oleh Kiai Muzakki. Kejadian ini terjadi kalau tidak salah tahun 2008.
Yang menjadi driver mobilnya Nyai Halimah pada waktu itu adalah Gus Mad (Dr. H. Achmad Hanisy, S.Pd.I, MM), yang sekarang menjadi rektor IAI Al-Qodiri. Sedangkan yang jadi driver mobilnya kiai Muzakki adalah Lora Fadil (sekarang menjadi DPR RI 2019-2024).
Pulang dari pengajian ini, ini Kiai dan Ibu Nyai bersama dalam satu mobil
Sedangkan saya ikut mobil yang dikendari Gus Mad.
Saat Mobil yang saya kendarai bersama Gus Mad sampai depan Kapolsek Maesan Bondowoso. Mobil mogok. Gus Mad kaget. Yang ikut pada waktu itu sofyan dari besuki (alm).
Gus Mad menyuruh saya turun mobil dan memeriksa mobil. Saya lihat tidak ada apa-apa. Semua baik-baik saja. Lalu saya coba untuk mendorong mobil ini, tapi hasilnya nihil. Mobil tetap mogok.
Karena mobil sudah diperbaiki tetap tidak bisa. Akhirnya gus mad menyuruh saya untuk menghubungi kiai.
“Assalamu’alaikum Kiai”
“Wa’alaikumsalam. Ada apa?” kiai muzakki menjawab.
“Maaf kiai, mobilnya Gus Mad Mogok.”
“Loh, kok iso mati (loh, kok bisa mati?)” Tanya Kiai.
“Tidak tahu kiai” jawab saya.
“Sudah diperbaiki semuaya?”
“Sudah Kiai. Tapi tetap tidak bisa.”
“Sudah sampai mana?”
“Sampai Maesan Kiai.”
“Duhh. Saya sudah sampai Suger (perbatasan Jember Bondowoso). Yo wes, balik lagi saya.” Dawuh kiai Muzakki.
Setelah Kiai sampai. Kiai langsung keluar dari mobil dan menuju mobil yang saya kendarai.
“Coba buka mesin mobilnya!” Dawuh Kiai.
Kiai melihat mesin mobil beberapa saat dan dan diam tidak berkata apapun. Lalu kiai minta diambil air.
“Ada air? Saya haus.”
“Ada Kiai,” jawab saya.
Setelah itu saya ambilkan. Dan setelah saya ambilkan, air itu diminum tapi tidak ditelan oleh Kiai. Oleh Kiai dibuat kumur-kumur. Dan setelah dibuat kumur kumur, air tersebut disemprotkan ke mesin yang mati tadi. Hingga tiga kali semprotan.
Lalu kiai menyuruh saya mengambil kontak mobil.
“Ambilkan kontak mobil!” dawuh kiai.
Akhirnya saya ambilkan kontak dari dalam mobil.
Lalu oleh kiai kontak tersebut dipegang.
“Bu nyai, pindah kesini. Saya sendiri yang jadi driver mobil yang mati ini.” Kiai dawah seperti itu di depannya mobil mati itu sambil megang kontak mobil.
Kiai dawuh lagi,
“Bu nyai dan khodam-khodam pindah kesini. Saya sendiri yang jadi driver nya.
Khodam laki-laki semua pindah dan satu mobil dengan Gus Mad dan Lora Fadil.
Setelah itu Kiai masih tetap berdiri di depan mobil.
Dengan nada setengah marah ke mobil, kiai dawuh begini
“Nyih nganyih motorah” (ngalem mobilnya ini). Dawuh Kiai.
Lalu Kiai Menampar Mobil itu sambil berkata begini: “Odik! (Hidup!) dan mobil itu langsung hidup mesinnya. Padahal Kiai itu masih memegang kontak mobil dan berdiri di depan mobil.
Saya juga gak habis pikir, kok bisa hidup lagi mobil itu
Akhirnya mobil pun berangkat. Pulang.
Dan besok paginya ketika mobil itu saya cuci, saya coba hidupkan, ternyata mobil itu tetap gak bisa hidup dan akhirnya dibawa ke bengkel untuk dibenahi.

***Kisah ini ditulis oleh : Fikri Farikhin (Alumni Santri Al-Qodiri 2018).

***Sumber kisah ini kami dapatkan dari: Ustad Jufri, S.Pd.I (Pengasuh Pesantren Raudhatul Ulum Curah Takir Tempurejo Jember dan Guru Akidah Akhlaq MTs Unggulan Al-Qodiri 1 Jember).


EmoticonEmoticon